Kantor-kantor Berita Iran kini Sedang Heboh dengan Kemunculan Massa
kurang - Lebih sebanyak 70.000 Orang di Kota Ishafan, Iran. Mereka
Memakai Al-Tayalisah, Menurut pandangan beberapa ulama, Al-Tayalisah
adalah sejenis pakaian atau jubah kebesaran ulama yahudi.Jubah ini
susah ditemukan sekarang karena dipakai oleh kelompok anggota agama
saja.
Ini Sesuai dengan PETUNJUK Rassul SAW 1432 Tahun yang lalu.
1. Sabda Beliau SAW;
“Ketahuilah ia (Dajjal) berada di laut Syam atau laut Yaman .. akan
datang dari arah timur (lalu menunjukkan dengan tangannya )..”- HR
Muslim.
2. Dari Abi Bakr al-Siddiq ra, sabda beliau SAW, “Dajjal akan muncul ke bumi dari arah timur bernama Khurasan.” – HR al-Tirmizi.
3. Dari Anas bin Malik ra, sabda beliau SAW,
“Dajjal akan keluar dari kota Yahudi Isfahan (Khurasan, IRAN) bersama
70,000 penduduk Isfahan”. [Fath al-Rabbani Tartib Musnad Ahmad. Ibn
Hajar berkata: "Shahih"].
4. Nabi bersabda “Dajjal akan diikuti oleh 70.000 yahudi dari kota Isfahan , mereka memakai Al-Tayalisah”. HR. muslim.
Ibn Kathir berkata, Dajal pada mulanya akan muncul dari Isfahan dari sebuah kota Yahudi al-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim.
Isfahan adalah kota terbesar YAHUDI di Iran dan pusat pembangkit nuklir Iran pada masa kini.
Persoalannya
sekarang, kapan dajjal akan muncul ? apakah agak keterlaluan jika
saya katakan dajjal sebenarnya Akan Muncul Sebentar Lagi dan 70.000
pengikutnya telah di Perlihatkan oleh Allah SWT Saat ini, namun banyak
yang belum menyadari hal ini..!!!
Source : - http://www.iran-daily.com/
- http://www.presstv.ir/
- http://www.iranfocus.com/
- http://www.tehrantimes.com/
Sabtu, 19 Mei 2012
Sabtu, 05 Mei 2012
SESAT
Malam itu tepat saat gerhana bulan, Ibu dilarikan ke tempat praktik
seorang Bidan terkenal di kampung kami.Saat itu Ibu bertaruh nyawa, Aku
dan Bapak menunggu dengan gelisah dalam waktu yang cukup lama.Setelah
menunggu kira-kira 1 jam terdengar jeritan tangis bayi yang keluar dari
kandungan Ibu saat itu.Dan alangkah bahagianya kami,ketika bidan itu
mengabarkan kepada kami bahwa Ibu melahirkan 3 bayi laki-laki kembar
dengan selamat.Malam itupun langsung kami melihat kondisi Ibu dan
melihat bayi-bayi yang mungil itu dengan bahagia.
7 tahun kemudian......................................................................
Aku adalah anak pertama dari sebuah keluarga sederhana saat ini aku
masih resmi menjadi pengangguran , bapak hanyalah seorang penjual
cendol dan ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga, dulunya Ibu adalah
karyawati swasta di sebuah pabrik kain di dekat sini namun semenjak
kelahiran mereka ibu memutuskan untuk berhenti bekerja dan hanya
menjadi seorang ibu rumah tangga.Aku begitu mencintai ketiga adik
kembarku ini, nama mereka adalah Eka,Dwi dan Tri.Dari ke-3 adikku ini
hanya Tri yang begitu sangat dekat padaku.
Saat ini mereka duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar.Dari hasil
prestasi terlihat bahwa Eka dan Dwi begitu memukau namun Tri tak sama
halnya dengan dua saudara kembarnya dia begitu lemah dalam banyak
pelajaran.Ketika aku menanyakan mengapa ia tidak menguasai pelajaran
tersebut ia hanya menjawab dengan kalimat sederhana “Aku tak ingin
terlihat sama kak”.
Adikku yang satu ini memang terlihat berbeda dari 2 saudara kembarnya,
dia lebih suka berdiam diri dikamar dan terkadang Aku juga sering
melihatnya berbicara sendiri seperti orang gila.Pernah suatu saat aku
memergokinya sedang berbicara kepada tembok, aku menghampirinya dan
menanyakan hal tersebut namun ia dengan polos menjawab “kak, dia teman
baruku”.Aku gak habis pikir, mulanya sih Aku sedikit merinding dan aku
langsung membuang jauh-jauh pikiran itu dan kusimpulkan bahwa ia hanya
berhalusinasi saja.
Penasaranku tak hanya sampai disitu, aku menjumpai Ibu dan menanyakan
hal tentang Tri tersebut.Dari penjelasan Ibu, baru aku sadari bahwa
saat mereka lahir hanya Tri yang tidak menangis dan menurut yang Aku
ketahui bahwa bayi yang tidak menangis saat lahir biasanya akan cepat
mati namun Tri berbeda,Alhamdulillah ia masih tumbuh subur hingga
sekarang.
Malam ini Kami sekeluarga berencana untuk pergi makan malam ke kota,
ketika kami hendak berangkat tiba-tiba saja Tri tak terlihat.Ibu
langsung melihat kekamarnya dan ternyata kosong, kedapur, kebelakang
rumah dan kesetiap sisi rumah Ibu tak menemukannya.Kami khawatir akan
nasib Tri, kemana ia pergi apakah ia diculik atau dia tersesat padahal
tadi sore saat mau mandi ia masih bercerita denganku tentang
pertandingan sepakbola antara Indonesia dengan Malaysia.
Aku turut membantu Ibu dan Ayah mencari Tri sedangkan Eka dan Dwi kami
minta untuk berada dirumah dan mengunci kamar mereka, sebagai anak
tertua Ibu meminta Aku untuk menjaga Eka dan Dwi saja.Aku pun masuk
kedalam rumah dan masuk kekamarnya Eka,Dwi dan Tri.Aku bertanya kepada
Eka dan Dwi “Ka,Wi apakah kalian tahu kemana Tri pergi?” mereka tak mau
menjawab pertanyaanku dan aku kembali bertanya “Eka,Dwi jawab
pertanyaan Kakak apakah kalian tahu kemana Tri pergi?”. Eka pun
menjawab “Kami tidak tahu Kak,tadi katanya ia mau pergi sebentar ke
belakang dan kami membiarkannya”, Aku tersentak “Apa?”.Dibagian
belakang rumah kami sekitar 500 meter adalah area perkebunan kelapa
sawit dan disana terkenal sangat angker.”Ya Tuhan,Aku bingung harus
gimana lagi Lindungilah Tri”.Aku luar biasa bingung,satu sisi aku harus
mencari Tri dan satu sisi lagi aku harus menjaga amanah Ayah dan
Ibu.Aku tak tahu Ayah dan Ibu kemana perginya, yang kutahu mereka
menggunakan motor untuk mencari Tri.Aku tak tahan lagi,aku memutuskan
untuk mencari Tri.Dan aku berpesan kepada Eka dan Dwi agar tidak
membuka pintu jika ada yang memanggil dan aku menitipkan sebuah telepon
selular ke mereka.”Jika ada apa-apa pencet ini kemudian ini lalu
tombol ini” dan karena mereka pintar mereka begitu cepat
memahaminya.”Ingat ya Eka,Dwi jaga omongan Kakak”.
Malam itu tepat masih
pukul 9 malam aku membawa senter dan sebuah tongkat untuk
berjaga-jaga.Aku sebenarnya takut menelusuri area perkebunan ini karena
banyak orang bilang bahwa dulunya disini adalah tempat pembantaian
orang-orang yang terlibat PKI. Namun demi Tri,Aku memberanikan diri
memasukinya.
Bulu kudukku berdiri semua saat memasuki area perkebunan ini, mulutku terus berkomat-kamit mengucap nama Allah agar selalu dalam lindungan-Nya.Aku terus berjalan menelusuri perkebunan ini dan tiba-tiba aku mendengar gerak langkah seseorang dan makin lama suara itu makin mendekat aku segera bersiaga apakah dia Tri atau bukan, dan ...................................................................
Ternyata suara gerak langkah itu hanyalah seekor hewan yang tak kutahu apakah itu musang atau tupai aku belum bisa memastikannya.Aku terus melangkahkan kakiku, dan aku melihat sebuah gubuk disana dan dengan perlahan aku menuju gubuk tersebut dan dari luar kuintip apa yang ada dalam gubuk tersebut dan terlihat ada dua orang lelaki tua memakai ikat kepala berpakain hitam dan mereka duduk menghadap sebatang lilin.Aku merinding sekaligus penasaran, dan tanpa sengaja kakiku memijak sebuah ranting kayu dan mereka mendengarnya.Langsung aku berlari ke balik salah satu pohon kelapa sawit tersebut dan mereka terus mencari asal muasal suara yang kuhasilkan tadi.
Aku terus mengintip mereka dari balik pohon ini walau gelap gulita tapi aku masih bisa sedikit melihat gerak mereka karena bulan saat itu cukup benderang. Aku belum berani menghidupkan senterku ini, aku takut ketahuan oleh 2 orang tersebut.Kemudian 2 orang itu masuk kembali ke gubuk tersebut, dan aku dengan berani kembali mengikuti mereka secara perlahan.
Kuintip apa yang sedang mereka lakukan dan ternyata Aku melihat sosok Tri sedang terbaring dan diikat disana.Aku terkejut dan aliran darah di tubuhku mengalir begitu cepat dan aku ingin sekali memarahi sekaligus memukul 2 lelaki tersebut.Tapi aku terus berpikir lebih baik aku lihat dulu apa yang akan mereka lakukan pada Tri.
“Wahai Roh halus penunggu Tanah ini kami persembahkan kepadamu seorang anak untuk dijadikan tumbalmu dan terimalah persembahan kami ini”.Dalam hatiku berkecamuk dan aku tak tahan lagi ternyata Tri akan dijadikan tumbal oleh 2 lelaki tersebut.Aku dengan berani langsung memergoki mereka dan berkata “Kurang Ajar kalian, kalian apakan adikku? Dasar bajingan”.Mereka tersentak dari duduknya dan mebalas ucapanku “Siapa kau?Mau mencoba melawan kami?”.”Kalian sungguh keterlaluan,apakah kalian tidak malu dengan Allah?” tepisku. “Halah,jangan banyak omong kamu” ujar salah satu dari mereka.
“Pergi atau nyawa adikmu akan melayang?”, sejak kata itu terucap dari salah satu lelaki tersebut aku hanya bisa berdiam diri sambil menggigit bibirku.”Pergi kamu sekarang atau adikmu yang akan mati”.Lagi-lagi Aku hanya bisa berdiam diri, aku ingin memukul mereka dengan tongkat yang aku bawa dari rumah namun aku hanyalah sendiri pasti mereka berdua yang akan menang.Tiba-tiba saja Tri bergerak dan terbangun dari ketidaksadarannya dan memangilku “Kakak”. Namun 2 orang yang menyebalkan tersebut mengahalangiku untuk segera membawa Tri pulang.”Pergi kamu” ucap mereka kembali dengan mata melotot dan Aku memutuskan untuk kembali tapi Aku memiliki ide lain saat itu Aku ingin menyerang mereka dari belakang.Diam-diam Aku pulang dan setelah agak Jauh Aku kembali ke gubuk itu dan menanti momen yang tepat untuk menghajar mereka.
Ini dia saat yang tepat,saat mereka kembali duduk menghadap sebatang lilin tersebut dan langsung saja aku pukul mereka dengan tongkat yang aku bawa tadi dari belakang “Grakkkkk” “Akkkhhhhhh” “Argghhhhh” mereka berdua pingsan.
Aku langsung menuju ke Tri dan langsung membuka ikatan yang melilit tubuhnya dan setelah selesai Aku dan Tri langsung keluar dan ternyata 2 orang lelaki tersebut tersadar kembali, Aku kembali takut dan langsung saja kugendong Tri dan Aku berlari secepat mungkin dan mereka mengejar kami sambil membawa keris panjang.
Aku terus menyebut nama Allah sambil berlari kencang namun apa daya Aku terjatuh dan Tri juga ikut terjatuh disampingku.Mereka semakin mendekat dengan kerisnya, Aku kembali bangkit dan berlari namun kali ini Aku tak tahan menggendong Tri.Tiba-tiba saja handphone ku berdering dan ternyata itu panggilan dari Eka dan Dwi, aku tak bisa mengangkatnya aku hanya bisa melihat panggilan dari siapakah ini.
Aku terus menggenggam tangan Tri sambil terus berlari dan 2 orang lelaki itu juga tak lelahnya mengejar kami, Aku memutuskan untuk menggendong kembali Tri walau aku rasa aku tak bertahan lama.”Ayo naik dek” ujarku ke Tri.Dan handphone ku kembali berdering dan kali ini adalah panggilan dari Bapak.Aku masih bingung apakah aku akan mengangkatnya saat suasana mencekam seperti ini.Aku terus berlari dan tinggal sedikit lagi Aku akan keluar dari tempat angker ini, tiba-tiba Tri berkata kepadaku “Kakak, jangan terus kak sebaiknya kita pergi kekanan atau kekiri kak” lalu aku bertanya “kenapa dek?” dan Tri menjawab dengan lantang”Kakak dengarkan Tri”.Dan akupun mendengarkan ucapannya untuk pergi kekanan, dan saat kami meneruskan pelarian kami 2 lelaki tersebut tak terlihat lagi dan aku tak tahu harus kemana lagi karena aku tak tahu menahu jalan tempat angker ini dan Tri kembali berkata “Kak, tinggal sedikit lagi kita akan sampai”, dan Aku terus berusaha dan benar apa yang dikatakan Tri bahwa Kami sampai di Kampung yang penuh akan rumah dan ini jaraknya lumayan jauh dari Rumahnkeluarga kami.Aku memutuskan untuk terus saja berlari sampai kerumah dan Tri kedengarannya sudah menguap.Aku kehabisan energi dan aku tak tahan lagi dan aku istirahat sebentar disalah satu Mushallah yang saat itu pintunya tertutup dikarenakan waktu saat itu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Kulihat sekeliling Musallah ini dan aku mendapatkan sebuah tempat tinggal seseorang dan dengan berani aku mengetuk pintunya “Assalamualaikum” dan dengan tiba-tiba pintu itu terbuka dan terlihat seorang nenek tua memakai tongkat dan mengenakan mukena menjawab salamku “Waaliakumsalam,Nak”.Aku pun bertanya ke nenek tersebut “Nek,bolehkah saya dan adik saya nginap semalam diRumah Nenek?” dengan tersenyum nenek itu berkata “Silahkan Nak”.Saat itu memasuki rumah nenek ini nafasku lumayan sesak karena rumahnya begitu sempit, aku bertanya pada nenek tersebut “Nenek lagi ngapain?” dan diapun menjawab “Ini nak, nenek lagu mau shalat Tahajud” lantas Aku langsung berkata “Bolehkah Saya ikut Nek?” dan ia hanya mengangguk saja menandakan bahwa ia setuju.
Saat selesai shalat Tahajud aku melihat Tri tertidur dengan pulas lalu aku bercerita dengan nenek tersebut tentang hal yang kami alami, nenek itu tahu banyak tentang tempat itu pasalnya ia adalah saksi dari peristiwa luar biasa yang melanda Indonesia saat Soekarno berkuasa, yap Peristiwa G 30 S PKI dari cerita nenek tersebut, di area perkebunan itu dulunya adalah tempat pemenggalan kepala anggota-anggota PKI, setiap memasuki area tersebut mau tak mau bulu kuduk kita akan berdiri dan ketika aku hendak bertanya mengenai 2 orang lelaki di tempat angker tersebut, tiba-tiba handphoneku kembali berdering dan aku melihat bahwa itu panggilan dari Bapak, “Assalamualaikum Pak”,”Waaalaikumsalam Kak,kamu dimana?Bapak mengkhawatirkanmu nak”,”Bapak,tenang aja Pak besok Kakak udah kembali kok bersama Tri dan besok kakak akan ceritakan semuanya”, dari pembicaraan aku dengan bapak aku mendengar suara bapak seperti orang yang sangat ketakutan akan kehilangan anaknya namun aku meyakinkannya dan aku memberitahu keberadaanku sekarang dan ia memahaminya.
Setelah Aku selesai berbicara dengan bapak melalui handphone, Aku kembali bertanya ke Nenek tersebut “Nek, tadi saya bertemu dengan 2 orang dengan berpakain hitam dan mengelilingi sebatang lilin disalah satu gubuk di tempat angker tersebut,apakah nenek mengenal mereka?” dan nenek itu tersenyum lalu menjawab “Coba nak kamu lihat poto yang ada di situ” dan aku melihat poto tersebut dan yang ada didalam poto tersebut sama persis dengan yang aku lihat digubuk tersebut.
Nenek itu berkata “Mereka adalah 2 anak kandungku, dulunya mereka begitu taat beribadah namun mereka bosan nakku katanya mereka tidak kaya juga, mereka ambil cara lain dengan seperti itu dan nenek sudah sering memarahi mereka tapi apa daya nakku mereka tidak mau mendengarkan nenek sebagai orangtua kandung mereka dan nenek hanya berharap pada Allah untuk segera menyadarkan mereka”, dan aku melihat ada tangisan kecil yang terlihat dari wajah nenek itu.
Tiba-tiba Tri terbangun dan memanggilku, “Kakak,Kakak,Kakak” lalu aku menghampirinya “ada apa dek?”, “Kakak 2 orang lelaki itu akan kesini kak,cepat lari kak”.Awalnya aku hanya terdiam tak percaya akan yang diucapkan Tri namun aku melihat bahwa Tri seperti ada indra keenam dan tanpa pikir panjang Aku mengajak Tri untuk pergi namun nenek itu melarangnya “Nakku,jangan pergi biarlah disini dulu ini sudah malam nanti nenek saja yang mengadapi mereka”, “Tapi nek,nyawa kami terancam bahaya”,”Percaya pada nenek,nakku”.
Beberapa menit kemudian memang benar apa yang dikatakan Tri mereka berdua datang kerumah Nenek ini dengan mengetuk pintu dan bersuara keras “Mak,Mak buka pintu”.Aku takut sekali dan Nenek itu mebuka pintunya “Mengapa kalian pulang kemari?” nenek itu bertanya.”Bukan urusan kamu” , aku tertegun mendengar kata itu lalu kami yang sedang bersembunyi ini hanya bisa terdiam dan menyebut nama Allah.
“Dimana dia,ha?,pasti kau telah menyembunyikannya kan?” tanya salah satu dari dua lelaki tersebut.”Apa maksudmu?” jawab Nenek tersebut, dan kelihatan Nenek tersebut terus berusaha menyembunyikan keberadaan kami.Kami berdua terus dalam keadaan ketakutan dan kami memilih untuk kabur dari pintu belakang “Tri,kita harus pergi dari sini kita dalam keadaan bahaya” dan Tri mengangguk, kamipun pergi dan berlari.Rupanya kepergian kami diketahui oleh 2 orang lelaki tersebut dan kembali mengejar kami ,Aku tak tahu apa yang mereka lakukan pada Nenek selepas kepergian kami.Kami terus berlari,saat itu dikampung itu tidak ada seorangpun yang terlihat dijalan dikarenakan waktu sudah sekitar pukul 2 pagi.Aku pergi dengan tidak menggunakan alas kaki sama halnya dengan Tri, aku tak peduli lagi apa yang aku pijaki namun Aku kasihan melihat Tri lalu Aku kembali menggendongnya sambil berlari.2 orang lelaki tersebut tak lelahnya mengejar kami, dalam pelarian kami kami melihat sebatang pohon beringin besar dan tinggi danTri kembali berkata “Kak, bersembunyilah dibalik Pohon tersebut” tanpa pkir panjang Aku menuruti apa yang dikatakan Tri.Dari balik pohon tersebut Aku terus mengawasi gerak gerik 2 lelaki tersebut dan Tri saat itu mengambil 2 buah batu yang ukurannya melebihi kepalan tangannya dan Aku bertanya seakan berbisik “Untuk apakah itu Tri?” dan dia hanya diam sambil menunjukkan wajah kekesalannya.Saat jarak temapat persembunyian kami dengan 2 lelaki tersebut hanya sekitar 1 meter diam-diam Tri melemparkan batu tersebut kesalah satu dari 2 lelaki tersebut dan mengenai kepalanya “Grakkk” danlelaki pertama nyaris terluka dan pingsan dan lelaki ke-2 kebingungan akan saudaranya yang tiba-tiba terluka dan pingsan dan Tri kembali melempar batu keduanya ke lelaki yang tersisa “Gragggggh” mengenai kepalanya dan lelaki itupun sama nasibnya dengan lelaki yang pertama.
Aku hanya bisa tersenyum kepada Tri dalam kegelapan Malam dan kami melanjutkan pelarian kami tanpa diganggu kembali oleh 2 lelaki tersebut, kami cukup lelah hingga sampai kerumah dan setibanya kami didepan rumah Aku memanggil Bapak dan Ibu “Assalamualaikum Pak,Buk” dan hanya dalam beberapa menit mereka langsung membuka pintunya lalu memeluk kami berdua.
Aku ceritakan apa yang terjadi padaku dan Tri kepada Bapak dan Ibu,ternyata Ibu dan Bapak mengkhawatirkan kami samapi-sampai tak tidur semalaman.Lalu yang membuat aku penasaran adalah mengapa Tri masuk ke tempat angker tersebut dan iapun menjawab dengan lugu “Kak, kata teman Tri jika Tri masuk ke temapat angker itu, maka Tri akan melihat manusia yang akan dilaknat oleh Allah dan Tri penasaran kak dengan apa yang dikatakannya”, lalu aku kembali bertanya “Siapa Tri teman kamu itu ?” dan ia menjawab “Dia yang membantu kita menemukan arah dan mengetahui keberadaan penjahat itu dan kakak tahu siapa yang membantu Tri melemparkan batu tadi?”, aku pun kebingungan lalu aku bertanya “Siapa Tri?” dan ia menjawab “Teman baru Tri kak “.
Aduh Aku tidak menegrti maksud Tri, tapi anak ini memanglah beda seperti apa yang dikatakannya, telah kusimpulkan bahwa ia memiliki indera keenam dan kelbihan-kelebihan yang lain,sungguh Tri memang penuh misteri.Aku lalu tersenyum kepadanya dan menyuruhnya untuk tidur.
Keesokan paginya, terdengar kabar bahwa 2 lelaki tersebut dilarikan ke RS dan setelah sadar kembali tiba-tiba ingatan mereka hilang, Ibu mereka berdua bersedih melihat nasib mereka dan Aku hari ini berencana bersama 3 adikku,Bapak dan Ibu pergi kerumah nenek tersebut untuk kembali menghiburnya.
Sungguh pelajaran berharga dari pengalaman Aku bersama Tri, bahwa Manusia itu memang bisa saja berubah, berubah kearah baik atau kearah buruk.Allah akan selalu mengontrol perbuatan kita maka tetaplah selalu menjadi yang terbaik dan berguna bagi orang lain.
Bulu kudukku berdiri semua saat memasuki area perkebunan ini, mulutku terus berkomat-kamit mengucap nama Allah agar selalu dalam lindungan-Nya.Aku terus berjalan menelusuri perkebunan ini dan tiba-tiba aku mendengar gerak langkah seseorang dan makin lama suara itu makin mendekat aku segera bersiaga apakah dia Tri atau bukan, dan ...................................................................
Ternyata suara gerak langkah itu hanyalah seekor hewan yang tak kutahu apakah itu musang atau tupai aku belum bisa memastikannya.Aku terus melangkahkan kakiku, dan aku melihat sebuah gubuk disana dan dengan perlahan aku menuju gubuk tersebut dan dari luar kuintip apa yang ada dalam gubuk tersebut dan terlihat ada dua orang lelaki tua memakai ikat kepala berpakain hitam dan mereka duduk menghadap sebatang lilin.Aku merinding sekaligus penasaran, dan tanpa sengaja kakiku memijak sebuah ranting kayu dan mereka mendengarnya.Langsung aku berlari ke balik salah satu pohon kelapa sawit tersebut dan mereka terus mencari asal muasal suara yang kuhasilkan tadi.
Aku terus mengintip mereka dari balik pohon ini walau gelap gulita tapi aku masih bisa sedikit melihat gerak mereka karena bulan saat itu cukup benderang. Aku belum berani menghidupkan senterku ini, aku takut ketahuan oleh 2 orang tersebut.Kemudian 2 orang itu masuk kembali ke gubuk tersebut, dan aku dengan berani kembali mengikuti mereka secara perlahan.
Kuintip apa yang sedang mereka lakukan dan ternyata Aku melihat sosok Tri sedang terbaring dan diikat disana.Aku terkejut dan aliran darah di tubuhku mengalir begitu cepat dan aku ingin sekali memarahi sekaligus memukul 2 lelaki tersebut.Tapi aku terus berpikir lebih baik aku lihat dulu apa yang akan mereka lakukan pada Tri.
“Wahai Roh halus penunggu Tanah ini kami persembahkan kepadamu seorang anak untuk dijadikan tumbalmu dan terimalah persembahan kami ini”.Dalam hatiku berkecamuk dan aku tak tahan lagi ternyata Tri akan dijadikan tumbal oleh 2 lelaki tersebut.Aku dengan berani langsung memergoki mereka dan berkata “Kurang Ajar kalian, kalian apakan adikku? Dasar bajingan”.Mereka tersentak dari duduknya dan mebalas ucapanku “Siapa kau?Mau mencoba melawan kami?”.”Kalian sungguh keterlaluan,apakah kalian tidak malu dengan Allah?” tepisku. “Halah,jangan banyak omong kamu” ujar salah satu dari mereka.
“Pergi atau nyawa adikmu akan melayang?”, sejak kata itu terucap dari salah satu lelaki tersebut aku hanya bisa berdiam diri sambil menggigit bibirku.”Pergi kamu sekarang atau adikmu yang akan mati”.Lagi-lagi Aku hanya bisa berdiam diri, aku ingin memukul mereka dengan tongkat yang aku bawa dari rumah namun aku hanyalah sendiri pasti mereka berdua yang akan menang.Tiba-tiba saja Tri bergerak dan terbangun dari ketidaksadarannya dan memangilku “Kakak”. Namun 2 orang yang menyebalkan tersebut mengahalangiku untuk segera membawa Tri pulang.”Pergi kamu” ucap mereka kembali dengan mata melotot dan Aku memutuskan untuk kembali tapi Aku memiliki ide lain saat itu Aku ingin menyerang mereka dari belakang.Diam-diam Aku pulang dan setelah agak Jauh Aku kembali ke gubuk itu dan menanti momen yang tepat untuk menghajar mereka.
Ini dia saat yang tepat,saat mereka kembali duduk menghadap sebatang lilin tersebut dan langsung saja aku pukul mereka dengan tongkat yang aku bawa tadi dari belakang “Grakkkkk” “Akkkhhhhhh” “Argghhhhh” mereka berdua pingsan.
Aku langsung menuju ke Tri dan langsung membuka ikatan yang melilit tubuhnya dan setelah selesai Aku dan Tri langsung keluar dan ternyata 2 orang lelaki tersebut tersadar kembali, Aku kembali takut dan langsung saja kugendong Tri dan Aku berlari secepat mungkin dan mereka mengejar kami sambil membawa keris panjang.
Aku terus menyebut nama Allah sambil berlari kencang namun apa daya Aku terjatuh dan Tri juga ikut terjatuh disampingku.Mereka semakin mendekat dengan kerisnya, Aku kembali bangkit dan berlari namun kali ini Aku tak tahan menggendong Tri.Tiba-tiba saja handphone ku berdering dan ternyata itu panggilan dari Eka dan Dwi, aku tak bisa mengangkatnya aku hanya bisa melihat panggilan dari siapakah ini.
Aku terus menggenggam tangan Tri sambil terus berlari dan 2 orang lelaki itu juga tak lelahnya mengejar kami, Aku memutuskan untuk menggendong kembali Tri walau aku rasa aku tak bertahan lama.”Ayo naik dek” ujarku ke Tri.Dan handphone ku kembali berdering dan kali ini adalah panggilan dari Bapak.Aku masih bingung apakah aku akan mengangkatnya saat suasana mencekam seperti ini.Aku terus berlari dan tinggal sedikit lagi Aku akan keluar dari tempat angker ini, tiba-tiba Tri berkata kepadaku “Kakak, jangan terus kak sebaiknya kita pergi kekanan atau kekiri kak” lalu aku bertanya “kenapa dek?” dan Tri menjawab dengan lantang”Kakak dengarkan Tri”.Dan akupun mendengarkan ucapannya untuk pergi kekanan, dan saat kami meneruskan pelarian kami 2 lelaki tersebut tak terlihat lagi dan aku tak tahu harus kemana lagi karena aku tak tahu menahu jalan tempat angker ini dan Tri kembali berkata “Kak, tinggal sedikit lagi kita akan sampai”, dan Aku terus berusaha dan benar apa yang dikatakan Tri bahwa Kami sampai di Kampung yang penuh akan rumah dan ini jaraknya lumayan jauh dari Rumahnkeluarga kami.Aku memutuskan untuk terus saja berlari sampai kerumah dan Tri kedengarannya sudah menguap.Aku kehabisan energi dan aku tak tahan lagi dan aku istirahat sebentar disalah satu Mushallah yang saat itu pintunya tertutup dikarenakan waktu saat itu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Kulihat sekeliling Musallah ini dan aku mendapatkan sebuah tempat tinggal seseorang dan dengan berani aku mengetuk pintunya “Assalamualaikum” dan dengan tiba-tiba pintu itu terbuka dan terlihat seorang nenek tua memakai tongkat dan mengenakan mukena menjawab salamku “Waaliakumsalam,Nak”.Aku pun bertanya ke nenek tersebut “Nek,bolehkah saya dan adik saya nginap semalam diRumah Nenek?” dengan tersenyum nenek itu berkata “Silahkan Nak”.Saat itu memasuki rumah nenek ini nafasku lumayan sesak karena rumahnya begitu sempit, aku bertanya pada nenek tersebut “Nenek lagi ngapain?” dan diapun menjawab “Ini nak, nenek lagu mau shalat Tahajud” lantas Aku langsung berkata “Bolehkah Saya ikut Nek?” dan ia hanya mengangguk saja menandakan bahwa ia setuju.
Saat selesai shalat Tahajud aku melihat Tri tertidur dengan pulas lalu aku bercerita dengan nenek tersebut tentang hal yang kami alami, nenek itu tahu banyak tentang tempat itu pasalnya ia adalah saksi dari peristiwa luar biasa yang melanda Indonesia saat Soekarno berkuasa, yap Peristiwa G 30 S PKI dari cerita nenek tersebut, di area perkebunan itu dulunya adalah tempat pemenggalan kepala anggota-anggota PKI, setiap memasuki area tersebut mau tak mau bulu kuduk kita akan berdiri dan ketika aku hendak bertanya mengenai 2 orang lelaki di tempat angker tersebut, tiba-tiba handphoneku kembali berdering dan aku melihat bahwa itu panggilan dari Bapak, “Assalamualaikum Pak”,”Waaalaikumsalam Kak,kamu dimana?Bapak mengkhawatirkanmu nak”,”Bapak,tenang aja Pak besok Kakak udah kembali kok bersama Tri dan besok kakak akan ceritakan semuanya”, dari pembicaraan aku dengan bapak aku mendengar suara bapak seperti orang yang sangat ketakutan akan kehilangan anaknya namun aku meyakinkannya dan aku memberitahu keberadaanku sekarang dan ia memahaminya.
Setelah Aku selesai berbicara dengan bapak melalui handphone, Aku kembali bertanya ke Nenek tersebut “Nek, tadi saya bertemu dengan 2 orang dengan berpakain hitam dan mengelilingi sebatang lilin disalah satu gubuk di tempat angker tersebut,apakah nenek mengenal mereka?” dan nenek itu tersenyum lalu menjawab “Coba nak kamu lihat poto yang ada di situ” dan aku melihat poto tersebut dan yang ada didalam poto tersebut sama persis dengan yang aku lihat digubuk tersebut.
Nenek itu berkata “Mereka adalah 2 anak kandungku, dulunya mereka begitu taat beribadah namun mereka bosan nakku katanya mereka tidak kaya juga, mereka ambil cara lain dengan seperti itu dan nenek sudah sering memarahi mereka tapi apa daya nakku mereka tidak mau mendengarkan nenek sebagai orangtua kandung mereka dan nenek hanya berharap pada Allah untuk segera menyadarkan mereka”, dan aku melihat ada tangisan kecil yang terlihat dari wajah nenek itu.
Tiba-tiba Tri terbangun dan memanggilku, “Kakak,Kakak,Kakak” lalu aku menghampirinya “ada apa dek?”, “Kakak 2 orang lelaki itu akan kesini kak,cepat lari kak”.Awalnya aku hanya terdiam tak percaya akan yang diucapkan Tri namun aku melihat bahwa Tri seperti ada indra keenam dan tanpa pikir panjang Aku mengajak Tri untuk pergi namun nenek itu melarangnya “Nakku,jangan pergi biarlah disini dulu ini sudah malam nanti nenek saja yang mengadapi mereka”, “Tapi nek,nyawa kami terancam bahaya”,”Percaya pada nenek,nakku”.
Beberapa menit kemudian memang benar apa yang dikatakan Tri mereka berdua datang kerumah Nenek ini dengan mengetuk pintu dan bersuara keras “Mak,Mak buka pintu”.Aku takut sekali dan Nenek itu mebuka pintunya “Mengapa kalian pulang kemari?” nenek itu bertanya.”Bukan urusan kamu” , aku tertegun mendengar kata itu lalu kami yang sedang bersembunyi ini hanya bisa terdiam dan menyebut nama Allah.
“Dimana dia,ha?,pasti kau telah menyembunyikannya kan?” tanya salah satu dari dua lelaki tersebut.”Apa maksudmu?” jawab Nenek tersebut, dan kelihatan Nenek tersebut terus berusaha menyembunyikan keberadaan kami.Kami berdua terus dalam keadaan ketakutan dan kami memilih untuk kabur dari pintu belakang “Tri,kita harus pergi dari sini kita dalam keadaan bahaya” dan Tri mengangguk, kamipun pergi dan berlari.Rupanya kepergian kami diketahui oleh 2 orang lelaki tersebut dan kembali mengejar kami ,Aku tak tahu apa yang mereka lakukan pada Nenek selepas kepergian kami.Kami terus berlari,saat itu dikampung itu tidak ada seorangpun yang terlihat dijalan dikarenakan waktu sudah sekitar pukul 2 pagi.Aku pergi dengan tidak menggunakan alas kaki sama halnya dengan Tri, aku tak peduli lagi apa yang aku pijaki namun Aku kasihan melihat Tri lalu Aku kembali menggendongnya sambil berlari.2 orang lelaki tersebut tak lelahnya mengejar kami, dalam pelarian kami kami melihat sebatang pohon beringin besar dan tinggi danTri kembali berkata “Kak, bersembunyilah dibalik Pohon tersebut” tanpa pkir panjang Aku menuruti apa yang dikatakan Tri.Dari balik pohon tersebut Aku terus mengawasi gerak gerik 2 lelaki tersebut dan Tri saat itu mengambil 2 buah batu yang ukurannya melebihi kepalan tangannya dan Aku bertanya seakan berbisik “Untuk apakah itu Tri?” dan dia hanya diam sambil menunjukkan wajah kekesalannya.Saat jarak temapat persembunyian kami dengan 2 lelaki tersebut hanya sekitar 1 meter diam-diam Tri melemparkan batu tersebut kesalah satu dari 2 lelaki tersebut dan mengenai kepalanya “Grakkk” danlelaki pertama nyaris terluka dan pingsan dan lelaki ke-2 kebingungan akan saudaranya yang tiba-tiba terluka dan pingsan dan Tri kembali melempar batu keduanya ke lelaki yang tersisa “Gragggggh” mengenai kepalanya dan lelaki itupun sama nasibnya dengan lelaki yang pertama.
Aku hanya bisa tersenyum kepada Tri dalam kegelapan Malam dan kami melanjutkan pelarian kami tanpa diganggu kembali oleh 2 lelaki tersebut, kami cukup lelah hingga sampai kerumah dan setibanya kami didepan rumah Aku memanggil Bapak dan Ibu “Assalamualaikum Pak,Buk” dan hanya dalam beberapa menit mereka langsung membuka pintunya lalu memeluk kami berdua.
Aku ceritakan apa yang terjadi padaku dan Tri kepada Bapak dan Ibu,ternyata Ibu dan Bapak mengkhawatirkan kami samapi-sampai tak tidur semalaman.Lalu yang membuat aku penasaran adalah mengapa Tri masuk ke tempat angker tersebut dan iapun menjawab dengan lugu “Kak, kata teman Tri jika Tri masuk ke temapat angker itu, maka Tri akan melihat manusia yang akan dilaknat oleh Allah dan Tri penasaran kak dengan apa yang dikatakannya”, lalu aku kembali bertanya “Siapa Tri teman kamu itu ?” dan ia menjawab “Dia yang membantu kita menemukan arah dan mengetahui keberadaan penjahat itu dan kakak tahu siapa yang membantu Tri melemparkan batu tadi?”, aku pun kebingungan lalu aku bertanya “Siapa Tri?” dan ia menjawab “Teman baru Tri kak “.
Aduh Aku tidak menegrti maksud Tri, tapi anak ini memanglah beda seperti apa yang dikatakannya, telah kusimpulkan bahwa ia memiliki indera keenam dan kelbihan-kelebihan yang lain,sungguh Tri memang penuh misteri.Aku lalu tersenyum kepadanya dan menyuruhnya untuk tidur.
Keesokan paginya, terdengar kabar bahwa 2 lelaki tersebut dilarikan ke RS dan setelah sadar kembali tiba-tiba ingatan mereka hilang, Ibu mereka berdua bersedih melihat nasib mereka dan Aku hari ini berencana bersama 3 adikku,Bapak dan Ibu pergi kerumah nenek tersebut untuk kembali menghiburnya.
Sungguh pelajaran berharga dari pengalaman Aku bersama Tri, bahwa Manusia itu memang bisa saja berubah, berubah kearah baik atau kearah buruk.Allah akan selalu mengontrol perbuatan kita maka tetaplah selalu menjadi yang terbaik dan berguna bagi orang lain.
Dendam Yang Membara
Siang itu matahari seakan berada
sejengkal dariku, panasnya begitu menusuk lapisan kulitku.Aku kehausan,
namun Aku tak memiliki uang untuk membeli minuman walau itu hanya Rp500,-.Rasanya
aku ingin meminum peluhku atau meminum air got yang ada dipinggiran
jalan ini, tapi sudahlah aku kan seorang lelaki.Lelaki itu memiliki
kekuatan yang lebih dari seorang wanita, lelaki itu pantang menyerah
hanya karena masalah kecil seperti ini.
Aku
adalah Satyo, seorang bekas narapidana yang cukup lama di tahan dibalik
jeruji besi di Nusa Kambangan, tubuhku penuh dengan tatto bergambar
naga dan aku memiliki bekas luka horizontal diwajahku.Aku masih ingat
tentang siapa yang menyebabkan luka tersebut, dia adalah Keyla wanita
yang menyebabkan aku berurusan dengan orang-orang berseragam abu-abu
lengkap dengan senjata apinya dan ia juga yang menyebabkan luka
diwajahku.Sekarang, aku akan mencarinya disini, kota penuh sesak yaitu
Jakarta.
Keyla adalah
anak seorang pejabat tinggi di wilayah Jawa Barat, dan sekarang ia
kuliah di Jakarta dan kabar terakhir yang kudengar dari orang-orang
terdekat dia bahwa ia sekarang kuliah di kawasan Bintaro.Rasa dendam
dalam dada ini terus berkecamuk, wanita seperti dia tak seharusnya
hidup.
Semenjak aku
keluar dari Nusa Kambangan, aku tak langsung pulang bertemu Ibu atau
Bapak di Ciamis tapi aku lebih memilih untuk bertemu wanita gila
tersebut.Saat aku sudah berada di stasiun bus menuju Bintaro, aku tak
tahu harus membeli tiket dengan apa.Aku berpikiran bahwa satu-satunya
cara ialah dengan mencopet uang.
Mata
ini terus melirik kantong-kantong yang berjalan, namun setelah sekian
lama aku mencari dan mencari hati ini seakan bergejolak untuk tidak
melakukan hal tersebut.Aku bingung dan terus berpikir dan menyimpulkan
bahwa maksud hati ini ada benarnya juga, tapi bagaimana dengan
perjalananku? Ah,bingung.
Aku
memutuskan untuk berjalan kaki saja, Aku tak tahu harus bagaimana lagi
apakah Aku akan mati ditengah perjalananku dengan terik matahari yang
begitu menyengat atau Aku akan sanggup melakukannya, dua pilihan yang
menguji diriku.Aku
memulainya..................................................
Ditengah
perjalananku Aku bertemu dengan seorang kakek tua yang ingin
menyeberang, lalu Aku menghampiri kakek yang kelihatannya buta.Aku
bertanya “Kek, mau bunuh diri ya?” dan ia hanya diam, lalu akau bertanya
kembali “Kek,jangan gila ya siang-siang gini mau cari sensasi” dan ia
masih terus terdiam.Aku bosan dengan tingkah kakek ini, dan aku
berteriak “Heei,Kakek Tua....Mau mati ya loe?” namun ia tetap hanya
terus diam.Tiba-tiba tangannya bergerak dan mencari-cari tanganku, dan
ia mendapatkannya.Aku tak mengerti apa masud dari sikakek ini, setelah
ku telaah ternyata ia memang benar-benar buta bahkan tuli juga dan
hatiku sempat teriris melihat keadaannya.Aku merasa bersalah atas
perbuatan yang aku lakukan padanya.
Ketika
aku hendak melepaskan tangan kananku yang digenggam olehnya, dia malah
menarikku untuk menyeberang dan mau tidak mau Aku harus
menyeberangkannya dan setelah Aku menyeberangkannya ia terus menarik
tanganku dan terus berjalan yang akhirnya kami berhenti tepat didepan
sebuah Masjid.Ia mengajakku masuk ke areal Masjid tersebut, aku tak
paham dengan kemampuan kakek tua ini dia buta dan tuli tapi ia mampu
pergi ke Masjid yang tidak bisa dilihatnya atau didengakannya suara
Adzan.Ia masih terus menggenggam tanganku dan menariknya dengan
pelan-pelan.Aku mau pergi dari tempat ini, mana mungkin orang jahat
sepertiku masuk ke tempat ini dan mana mungkin Allah akan
melihatku.Lalu, kakek itu seperti berisyarat kepadaku dan melepaskan
tangannya dari genggaman yang sudah cukup lama.Dia mengusap-usap
wajahnya,terus mengusap tangannya dan Aku paham pasti ia sedang mencari
tempat Wudhu’, lalu entah mengapa hati ini begitu luluh kepada Kakek tua
itu Aku langsung menuntunnya ke tempat Wudhu’ hingga ia selesai
melakukan Syarat Shalat tersebut.Setelah ia selesai berwudhu’ Aku
menuntunnya ke dalam Masjid karena Aku sudah tahu pasti ia akan
melaksanakan Shalat.Namun ia tak mau, dia menggelengkan kepalanya dan
menunjuk diriku dengan jari telunjuknya lalu memberi Isyarat kepadaku
untuk berwudhu’ juga.Aku mau memberontak kepadanya, tapi percuma ia bisu
dan tuli dan Aku ingin lari dari sini tapi Aku tak tega melihatnya
sendiri, orang-orang disini juga sepertinya tidak begitu peduli dengan
kakek tua ini.
Dengan
keadaan terpaksa aku melakukan wudhu’ setelah hampir beberapa tahun Aku
tidak melakukannya, Aku hampir lupa dengan cara berwudhu’ ini, orang
yang mengajarkan pertama kali tentang wudhu’ ini adalah Bapak.Bapak
adalah orang yang taat beragama dan ia sangat baik kepada istri dan
anak-anaknya namun ia dituduh oleh seorang wanita yang tak aku Kenal
bahwa Bapak telah memiliki keluarga atau istri yang lain.Saat itu,Ibu
lantas memberontak dan meminta cerai padahal Aku begitu yakin bahwa
Bapak tidak mungkin melakukan hal seperti itu,dan akhirnya mereka
benar-benar berpisah.Bapak dan Ibu sudah tak serumah lagi, dan Aku
dipaksa oleh Ibu untuk tinggal bersamanya dengan kedua adikku padahal
hati ini terus masih ingin bersama Bapak. Menjelang kematiannya Bapak
pernah berpesan kepadaku untuk menjaga adik-adikku dan juga Ibu.Namun,
aku tak mampu melaksanakan amanah dari Bapak, Ibu dan adik-adikku
menjadi korban kebakaran rumah, saat itu Aku sedang bersekolah dan
tinggallah Ibu dan kedua adikku yang belum bersekolah dan tak tahu apa
penyebabnya tiba-tiba saja terdengar kabar sampai kesekolahku bahwa
rumah yang aku tempati bersama Ibu dan kedua adikku ludes terbakar.
Aku
telah selesai melaksanakan salah satu syarat shalat yaitu berwudhu’,
lalu Aku menuntun kakek tersebut ke dalam Masjid dan kulihat wajahnya
yang sudah keriput ternyata ia tersenyum.Bulu kudukku merinding ketika
melewati pintu masuk masjid ini, Aku terus menuntun kakek tersebut dan
kulihat jam dinding dan waktu menunjukkan pukul 13.15 berarti saat ini
masih tepat untuk melaksanakan Shalat Zhuhur.Aku berhenti menuntun kakek
tersebut dan membiarkannya untukn Shalat dan Aku hanya bisa berdiam
diri karena Aku sudah lupa bagaimana cara Shalat.Lalu mau tak mau Aku
harus belajar shalat kembali dari seorang yang buta dan tuli dan Aku
mengikuti gerakannya dengan sedikit melirik-lirik.Malu juga Aku.
Entah
kenapa hatiku saat itu tergerak untuk melaksanakan Ibadah wajib ini,
setelah selesai shalat Aku melihat kakek tua itu meneteskan air mata
sambil berdoa, aku tak tahu apa yang sedang didoakannya dan Aku berharap
semoga saja dia mendoakanku.Aku tak tahu harus berdoa apa, sepertinya
aku harus berdoa untuk dapat membunuh Keyla saja.Tapi apa mungkin Allah
akan mengabulkan doa yang buruk ini, diterima atau tidak yang terpenting
dendam ini masih terjut di hatiku.
Setelah
selesai berdoa aku berencana untuk meninggalkan Kakek tua tersebut
karena Aku harus segera mencari Keyla.Namun sebelum berpisah dengan
kakek tersebut, Aku menyalaminya dan ia mengeluarkan sesuatu dari
kantongnya ternyata ia mengeluarkan sebungkus kecil roti kering yang
isinya hanya dua dan ia memberikannya kepadaku.Sungguh hatiku sangatlah
senang, pasalnya Aku belum ada makan apalagi minum dari tadi.Aku berucap
banyak terima kasih kepada Kakek tua tersebut dan Aku meninggalkannya.
Perut
ini sudah terisi sedikit dengan roti tersebut namun Tenggorokan ini
tetaplah kering, Aku melanjutkan perjalananku dengan berjalan kaki dan
Aku melihat pamflet bahwa Bintaro akan kutemui sekitar 32 km
lagi.Sungguh melelahkan, lalu dalam perjalananku Aku dikejutkan oleh
seorang anak perempuankecil dan
aku memperediksi umurnya baru sekitar 8 tahun dan ia sedang menangis
lalu Aku menghampirinya “Adek, kamu kenapa?” sepintas Aku kangen dengan
kedua adikku yang telah tiada, mereka begitu berarti bagiku karena
disaat aku sedang stres atau gundah karena dimarahi guru disekolah Aku
selalu terhibur oleh tingkah mereka yang begitu lucu dan aneh.
“Buuunndaa”
jawabnya sambil menangis, lalu Akub bertanya kembali “Ada apa dengan
Bunda Kamu dek?” dan ia menjawab “Bunda sakit”.Aku berpikir itu hanya
hal biasa dan Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalananku saja, namun
anak kecil itu kembali berkata “Tolong Bunda aku mohon Kak” dengan
tangisannya yang begitu menusuk ulu hatiku.
Hati
ini tak bisa memungkiri hal tersebut dan Aku membatalkan niatku untuk
kembali melanjutkan perjalanan dan sekarang aku akan mencoba menolong
Ibu dari anak tersebut.Aku mengangguk dan ia langsung berkata “Ayo
Kak,ikutin aku” dan aku mengikutinya.
Sapailah
Aku di pemukiman yang kumuh penuh dengan sampah dan orang-orang
berpakaian lusuh dan anak itu langsung membawaku kerumahnya dan aku
miris melihat rumah yang ia tempati hanya beratapkan bahan yang masih
tradisional dan dinding rumahnya hanyalah berupa anayaman bambu dan
terkadang ada juga kulihat lembaran koran yang melapisi dinding
rumahnya.
Ia membuka
pintu rumahnya dan Aku melihat ibunya yang sedang terbaring dan saat Aku
menghampiri ibu dari anak kecil tersebut,Ibu tersebut napasnya bergerak
begitu cepat dan Aku khawatir akan hal ini.Anak kecil tersebut
hanyabisa menangis dan Aku harus segera membawa Ibu ini ke RS terdekat,
tanpa pikir panjang lagi Aku langsung memapahnya dengan napasnya yang
begitu kencang.Aku menyuruh anak kecil tersebut untuk membawaku dan
Ibunya ke RS terdekat karena Aku tidak mengetahui tempat-tempat penting
diwilayah ini apalagi untuk sebuah RS.
Sesamapainya
di RS, aku langsung meminta kepada pihak layanan RS terebut untuk
segera menangani ibu ini segera.Namun mereka meminta bayaran terlebih
dahulu, dan aku marah “Kurang Ajar Kalian,dimana otak kalian ?ha?Kalian
mau melihat ibu ini mati ?Keterlaluan” dan lantas semua orang diruangan
itu matanya tertuju padaku.Aku mengancam wanita berpakaian rapi tersebut
“Kamu mau saya bunuh? Cepat tolong ibu ini!” setelah mendengar kalimat
tersebut ia langsung memertintahkan suster untuk segera membawa ibu
tersebut untuk diatangani.Anak kecil itu mengahampiriku “Kak,kami tidak
memiliki uang kak!” dan Aku menjawab “Adek,kakak juga tidak memiliki
uang untuk membantu Ibu kamu”.Aku terus memandangi wajah anak itu dan
Aku menitikkan air mata dan baru kali ini Aku menangis kembali semenjak
aku dilahirkan.
Tiba-tiba
dokter keluar dari ruangan temapat Ibu tersebut ditangani dan ia
mengabarkan kepada kami bahwa Ibu tersebut sudah dalam keadaan
normal,dan ternyata Ibu tersebut sedang mengalami Asma.Lalu Aku bertanya
pada dokter tersebut “Dokter, apakah Ibu ini sudah boleh pulang atau
harus dirawat lagi?” dan Dokter berkulit putih itu menjawab “Sepertinya
ibu ini harus dirawat dahulu dalam beberapa hari mengingat kondisinya
harus benar-benar pulih dahulu” dan Aku kembali berkata “Tapi dok, kami
tidak memiliki uang!” dan dokter itu diam.
Lama
Aku menunggu jawaban dari dokter tersebut atas pernyataanku tadi dan
akhirnya ia berkata “Kamu jangan khawatir, saya akan menggratiskan semua
biaya pengobatan Ibu ini”, Aku terkejut akan apa yang dikatakan oleh
dokter tersebut “Terima Kasih banyak Dokter” dan aku menyalaminya.Aku
melihat wajah anak tersebut tersenyum bahagia ketika mendengar hal
tersebut.
Setelah
semuanya kuanggap aman-aman saja, Aku berencana untuk melanjutkan
kembali perjalananku dan Aku pamit dengan anak tersebut “Adek,jaga ibu
kamu ya...” dan ia bertanya “Kakak mau kemana?” “Kakak masih banyak
urusan dek, oh iya nama kamu siapa?” “Keyla kak” dan saat itu
mengucapkan nama tersebut itu Aku ingin mencekiknya tapi kulihat kembali
wajahnya ternyata dia berbeda.
Tanpa
pamit dengan Ibunya Aku langsung melanjutkan perjalananku, ternyata
waktu sudah sore dan matahari hampir tenggelam dan aku ingat akan satu
kewajiban yaitu Shalat Ashar namun aku tak memperdulikannya.Aku terus
berjalan hingga adzan maghribpun terdengar, aku tak mempedulikan seruan
tersebut dan aku terus melanjutkan perjalananku.Aku kembali dikejutkan
dengan satu hal, tak jauh dari posisi Aku yang sekarang Aku melihat dua
orang lelaki berpakain muslim jatuh dan terluka dan Aku menghampirinya
ternyata mereka terburu-buru hendak ke Masjid karena mereka merasa sudah
terlambat, Aku lagi-lagi malu.Mereka saja begitu ligatnya beribadah
sedangkan Aku hanya santai seperti tak berdosa.Hati ini kembali luluh,
aku memutuskan untuk melaksanakan shalat Maghrib.
Setelah
selesai menunaikan shalat maghrib,aku melihat orang-orang yang mungkin
menjadi pengurus masjid membagikan air mineral dalam bentuk kemasan dan
kau tak menyia-nyiakan kesempatan ini karena tenggorokan sudah seperti
sumur yang kering.Aku lalu berpikir, ada untungnya juga Aku shalat di
masjid ini.
Aku
kembali melanjutkan perjalananku untuk mencari wanita sialan
itu,Keyla.Jarak Aku dan Bintaro tinggal beberapa Kilometer lagi, kali
ini aku sungguh beruntung ada seorang pria yang menggunakan motor tua
ingin mengantarku , kebetulan ia juga ingin pergi ke Bintaro bertemu
dengan orangtuanya.Dan aku mutlak tidak menolak tawarannya.
Bintaro
sudah didepan mata,Bintaro sudah kupijaki bersiaplah kau Keyla, hatiku
begitu senang ketika sampai di kota ini.Oh iya, aku kelupaan satu hal,
aku tidak tahu dimana alamat Keyla yang pasti di kota ini.Aku meminta
kepada pria tersebut untuk memberhentikan aku didepan universitas
terbesar di kota ini,dan ternyata ia menuruti permintaanku, sungguh
beruntung aku.Setelah sampai aku berucap banyak terima kasih
kepadanya.Pria ini tak sempat kutanyai namanya,wajahnya mirip dengan pak
Amien Rais.
Kulihat
universitas tersebut dari luar pagar, dan aku mendapatkan seorang wanita
berkaca mata tebal keluar dari tempat tersebut dengan wajah yang begitu
lugu dan Aku mendekatinya “Hey,kamu!” dia menoleh kepadaku dengan
ketakutan dan ia lari.Aku sempat bingung akan sikapnya, lalu aku
mengejarnya dan aku mendapatkannya. Dia ketakutan luar biasa,sepertinya
dia menganggap aku harimau sumatra yang siap menerkamnya “Jangan!Jangan
sentuh Aku” ucapnya.“Hey,aku Cuma ingin bertanya saja!”
jawabku.Tiba-tiba saja Ambulance lewat tepat didepan kami berdua dan
perempuan lugu itu berteriak “Keyla”.
Aku
tersentak ketika nama itu disebut, lalu aku bertanya “Keyla,maksud kamu
apa?”, “Dia...Keyla temanku, selama ini dia terus seperti orang gila di
kampus,wajahnya murung terus menerus,terkadang tertawa sendiri seperti
orang gila dan aku terkejut ketika aku melihat dia gantung diri di
toilet kampus”, aku masih bingung dengan pernyataan perempuan ini dan
aku kembali bertanya “kenapa ia terus seperti orang gila?” dan ia
menjawab “semenjak ia hamil beberapa tahun yang lalu” dan aku berpikir
sejenak bahwa kisah Keyla yang diceritakan oleh perempuan ini ada
kemiripan dengan Keyla yang akan aku bunuh.Aku bertanya lagi “Siapakah
nama lengkap Keyla yang kau ceritakan itu?” “Keyla Apriana Larasati” dan
benar tidak salah lagi dia adalah keyla yang aku cari-cari selama ini.
Aku
harus mengejar ambulan tersebut dan melihat keadaan Keyla, dan aku
bertanya untuk terakhir kalinya ke perempuan itu “Kemanakah Keyla
dibawa?” dan ia menjawab “RS Insani sehat, tak jauh dari sini”.Aku ingat
letak RS tersebut, aku mengetahuinya ketika aku menuju Universitas ini
bersama pria yang menolong aku tadi.Aku lebih memilih berlari saja
sekuat tenaga dan meningglkan perempuan teman Keyla tersebut.
Aku
terus berlari dalam kegelisahanku, apakah dalam situasi seperti ini Aku
akan tetap merealisasikan dendamku ke Keyla.Tibalah aku di RS yang
besar dan megah ini, aku langsung mencari dimana Keyla ditangani dan Aku
menuju wanita berpakain rapi di meja CS.Dari penjelasan wanita
tersebut, aku baru tahu kalau Keyla sedang ditangani dokter di bagian
gawat darurat,dan aku menuju ke ruangan tersebut namun aku tidak
diperbolehkan melihatnya kedalam.
Aku
terus menuggu kabar dari dokter yang keluar dari ruangan tersebut, lama
aku menunggunya dan Aku melihat seorang wanita tua bersanggul dan aku
mengenalnya dia adalah ibu Keyla.Aku takut dia melihatku dan aku memilih
untuk bersembunyi.Dan dari persembunyianku.aku melihat seorang dokter
keluar dari ruangan itu dan menjelaskan sesuatu kepada ibunya
Keyla.Spontan ibu keyla berteriak dan menangis, dan sepertinya kabar
buruk terjadi pada Keyla.
Ibunya
keyla berlari masuk ke ruanagn Keyla, aku juga ingin memastikan keadaan
Keyla diam-diam aku masuk juga keruangan tersebut.Benar dugaanku,keyla
sudah tiada.Aku tersentak dan lemas, dan Ibu melihat ke arahku.Aku tak
mungkin menghindar lagi, ia bergerak mendekatiku sambil beruaraian air
mata “Kamu?” ucapnya. “Maafkan saya Bu,ampuni saya” jelasku kepada
ibunya Keyla.
“Maafkan
Keyla....dia telah membuatmu mendekam dalam penjara,dia telah menuduhmu
menghamilinya”, aku tidak mengerti akan ucapan Ibu
tersebut.”Sebenarnya, yang menghamili Keyla adalah Bapaknya sendiri dan
ia malu untuk mengungkapkannya dan ia menuduh kamu”.
Ketika
mendengar kata-kata tersebut hati ini langsung berkecamuk namun tak
mungkin aku memarahi orang yang telah tiada.”Ibu, saya sudah yakin dari
dahulu kalau saya hanya menjadi korban kekejian pikiran anak ibu” ucapku
membalas pernyataan ibu Keyla tersebut.Malam itu aku
seperti orang gila yang benar-benar gila, niatku padam sudah.Aku
meninggalkan ruangan tersebut, dan aku memilih untuk duduk dan kembali
me-review tentang apa yang terjadi padaku hari ini.Pertama aku berjumpa
dengan kakek tua yang buta dan tuli, kemudian seorang anak perempuan
yang menangis mencari bantuan untuk menolong ibunya, duaa orang yang
terjatuh ketika hendak melaksanakan Shalat hingga Keyla yang mati malam
ini.Sepertinya Allah tak ingin Aku mewujudkan dendamku ini dan memintaku
untuk kembali pada-Nya.Aku memang jahat,aku tak pernah lagi kembali
padanya dan aku ingin ditakuti oleh banyak orang.Dan kini aku sadar,
pengalamanku hari ini mengajarkanku bahwa niat yang tidak baik itu tidak
akan pernah direstui oleh Allah.
Terima Kasih Allah,Engkau telah menyadarkanku ..............................................................................
Selamat
jalan Keyla, aku baru sadar walaupun kau telah bersalah banyak kepadaku
tapi di mata Allah aku tak pantas membalas perbuatanmu,semoga kamu
diterima disisiNya.
Cinta Gadis Polidaktili
C-I-N-T-A
Kata Orang Cinta itu buta
Namun Mengapa dia tak bisa menerima Aku apa Adanya
Kata Orang Cinta itu gak mengenal Perbedaan
Namun Mengapa dia terus mempersalahkan perbedaan Aku dengannya
04 September 2011
Namaku Ana , seorang gadis polidaktili,bergigi kawat dan agak sedikit culun.Teman-temanku di Sekolah sering memanggil aku dengan sebutan anak setan.Agak sedikit emosi juga ketika teman-temanku memanggilku dengan sebutan itu.Tapi setiap mereka memanggilku dengan sebutan itu Aku hanya bisa memandang sinis tanpa bisa berkata atau melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka untuk tidak memanggilku dengan sebutan itu.
Hari ini begitu spesial bagiku karena Aku dan keluargaku akan segera berangkat ke Bogor setelah 2 tahun lebih aku tak pernah lagi kesini.Seperti biasanya, Bogor terkenal akan sebutan Kota Hujan dan kali ini kedatangan kami di Bogor juga diikiti dengan derasnya rintikan hujan.Tujuan kami pertama adalah ke rumah Nenek yang berada beberapa Km dari kota Bogor, tepatnya di Cileungsi.Alangkah senangnya aku bisa bertemu kembali dengan nenek.
Keluarga kami sudah lama tinggal di Semarang, 2 tahun belakangan ini Papa dan Mama disibukkan dengan pekerjaannya dan baru sekarang ada kesempatan untuk sekadar Refreshing.Setiap hari Aku rindu sekali dengan nenek dan kami hanya bisa berkomunikasi lewat handphone tapi itu tak membuatku puas.
Aku jelajahi rumah nenek yang sudah tak kuinjak selama 2 tahun dan ternyata sudah banyak perubahan dan saat aku kedapur kulihat seorang Pria putih,bersih dan sedikit berjanggut.Kupandangi dengan tenang dan agak lama, ternyata ia begitu tampan dan mempesona.Lalu ia melihatku dan menyapaku “Cucunya nenek Karniyah ya?” dan aku menjawab dengan sedikit malu-malu :“Be be narr”.Dia melanjutkan kembali “Perkenalkan saya Rully, saya kost dirumah nenek Karniyah” dan aku hanya bisa menjawab “Oh gitu...ya ya”.
Tiba-tiba Nenek datang menghampiri kami “Wah...pada ngapain nih Rully dan Ana ?” dan Pria tampan itu menjawab “Gak nek, tdi kami Cuma berkenalan aja kok”.Nenek lalu menjelaskan kepadaku bahwa ternyata Rully adalah pegawai bank swasta di daerah tempat nenek tinggal dan Rully orangnya rajin dan begitu taat beragama, darahku berdesir saat itu dan berkahayal sejenak bagaimana seandainya Rully menjadi kekasihku,senangnya diriku bukan main.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, saatnya Aku,nenek ,Papa,Mama dan gak ketinggalan pangeran tampan bernama Rully duduk dimeja makan untuk menghabiskan makanan yang dibuat oleh Nenek.Yang kulihat pertama kali bukanlah makanan yang dibuat nenek, melainkan wajahnya Rully dan aku seakan sudah merasa kenyang.
Keesokan harinya, aku bersama Mama pergi ke sebuah area sawah yang indah tak jauh dari rumah nenek dengan hanya berjalan kaki.Sungguh indah pesona alam di daerah ini, aku seakan berada di tempat paling nyaman yang ada di dunia ini.Namun, tiba-tiba saja Mama merasa sakit perut dan memutuskan untuk kembali kerumah nenek dan aku juga memutuskan untuk tetap tinggal disini.Beberapa menit setelah mama pulang aku berencana untuk mengelilingi sawah yang indah ini.Aku pun mulai menelusurinya, sawah ini begitu sepi dan sepertinya hanya aku yang berada disini.Tak lama kemudian aku menemukan sesosok tubuh wanita yang sedang tergeletak dan aku mendekatinya dan ternyata sudah menjadi mayat.
Langsung saja aku berteriak minta tolong dan kemudian datanglah 2 orang pria, yang satu matanya agak cipit dan yang satu lagi wajahnya penuh dengan jerawat.Mereka bertanya kepadaku apa yang sedang terjadi dan aku hanya bisa menjawab bahwa aku tak mengetahui apapun dan aku hanya menenmukan mayat wanita ini saat aku mengelilingi sawah ini.Saat kulihat seluruh bagian tubuh wanita tersebut, ternyata jari tangannya sama seperti Aku,polidaktili.2 orang pris tersebut langsung membawa mayat perempuan itu entah kemana dan aku segera pulang dan menceritakan hal ini pada nenek,papa dan mama.Mereka terkejut akan hal ini dan menyaraniku untuk lebih hati-hati.Aku merasa aneh dengan mayat wanita itu, dia sama halnya dengan Aku memiliki jari yang berlebih.Aku merasa pasti dia dibunuh dan sangat tidak mungkin bunuh diri.Aku terus memikirkan hal ini, tak lama kemudian Rully datang menggunakan motornya dan dia langsung menuju kamarnya dengan tergesa-gesa.Hari ini ia katanya libur dari pekerjaannya sebagai seorang pegawai bank swasta.
Pelan-pelan aku mengikutinya dan ku intip apa yang sedang dialkukannya, ternyata ia sedang melihat poto yang tak bisa aku liat dan ia tertawa.Aku gak mengerti apa maksud dari Rully tersebut, dan aku langsung kembali kedepan.
Aku masih penasaran akan hal ini, dan aku berencana untuk melihat siapa yang ada dibalik poto tersebut.Diam-diam aku mencuri kunci duplikat kamar Rully yang terdapat di kamar nenek.Aku menunggu berjam-jam menanti Rully keluar dari kamarnya.Akhirnya setelah menunggu lebih kurang 2,5 jam akhirnya ia keluar dengan motornya tak tahu entah kemana.Diam-diam aku langsung menuju kamrnya dan kubuka pintu kamarnya, suasana ini sangat beruntung bagiku pasalnya nenek,papa dan mama sedang tidur siang.Kucari poto tersebut disetipa bagian kamar Rully dan aku mendapatkannya di sebuah laci dan langsung saja kutatapi poto tersebut dan ternyata yang ada dalam poto itu adalah wanita yang aku temukan tadi pagi yang sudah menjadi mayat.Aku tersentak dan masih bingung akan hal ini.
Tiba-tiba saja suara motor Rully terdengar dan aku bergegas untuk keluar dari kamar Rully.Namun, aku terlambat dan ia telah memergokiku di kamarnya.Dia terlihat seperti hewan yang sedang ingin menerkam mangsa saat melihatku ada dikamarnya dan dia terlihat begitu berbeda ketika aku melihatnya pertama kali.
“Apa yang kau lakukan disini, anak setan”.Aku terkejut akan sebutan itu, mengapa ia tahu akan sebutan teman-temanku untukku.Aku pun menjawab “Gak,gak tadi saya disuruh nenek untuk mematikan kran air yang hidup dikamar ini”.Rully dengan tenang menjawab “Oh,maaf saya telah berburuk sangka sekarang sialhkan keluar dari kamar saya”.
Satu hal yang membuat aku terlihat bodoh adalah aku lupa meletakkan kembali poto wanita itu ke laci milik Rully.Lantas ia bertanya “Apa yang kau lakukan dengan poto ini?” dan akupun menjawab “maaf saya tadi gak sengaja nemuin poto itu”.Rully masih penasaran “Dimana kamu mendapatkannya?”.Aku gak tau harus jawab gimana lagi dan Aku berlari secepat mungkin keluar dari kamarnya dan ia pun ikut mengejarku.Sebagai seorang anak perempuan dengan nilai olahrga yang cukup amat jelek aku sangat tidak tahan berlari dengan jarak yang jauh.Aku tidak tau apakah Papa,mama, atau nenek mengetahui akan hal ini yang terpenting aku harus berlari sekencang mungkin.Dan dalam pelarianku aku bertemu dengan 2 orang yang membawa mayat wanita tadi dan aku meminta pertolongan mereka.Aku terus berlari dan 2 orang pria tersebut menghadang Rully namun ternyata Rully membawa sebuah pisau dan 2 orang tadi tak berani mengahadang Rully.
Aku sangat merasa ketakutan, tibalah aku disebuah telaga yang tidak ada jalan lagi untuk aku berlari dan kau memutuskan untuk segera mungkin menyembunyikan diri.Dan setelah aku memilih tempat terbaik untuk bersembunyi, kulihat sosok Rully dangan pisau ditangan kanannya.Dan ia mengucapkan sesuatu “ Dasar anak setan, cepat sekali kau menghilangnya pasti kau sudah mati di telaga ini”.Tiba-tiba saja aku digigit seekor naymuk dan aku memukul naymuk tersebut ,Rully pun mendengarnya.”He..anak setan dimana kau” dia menhampiriku dan aku hanya bisa pasrah.Ya Tuhan tolonglah Aku yang sedang dalam bahaya ini.
“Ternyata kau disini”.Aku pun membalas perkatannya “Jangan,jangan bunuh Aku”.Lalu ia berkata “Mengapa gadis aneh seperti kamu dan dia hanya bisa membuat aku susah,mengapa kalian diciptakan”.Aku hanya bisa berdiam diri dan aku ingin rasanya keluar dari dan melarikan diri darinya, tapi apa daya aku seperti berada dalam sebuah jeratan maut.
Aku terus menyebut nama Allah dan meminta pertolonganNya.”Wanita seperti kalian tidak pantas ada dimuka bumi ini, kalian hanya bisa membuat susah saja”.Sepertinya Rully punya kenangan buruk dengan wanita itu dan kali ini aku memberanikan diri untuk berkata “Kenapa kamu membenci kami? Kami juga manusia yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan kalian”.
“Halah, omong kosong itu semua.Kalian hanya bisa buat saya malu dan susah, kamu juga gak usah sok tau yah.Wanita yang kamu lihat dipoto itu adalah wanita yang aku bunuh tadi malam karena aku malu memiliki dia dan teman-temanku berkata bahwa aku pacaran dengan setan dan ia sama sekali gak pernah mengerti aku”.
Aku pun membalas apa yang dicapkannya “ Hanya karena jari kami yang berlebih kamu membeci kami sungguh keterlaluan kamu telah memburukkan ciptaan Tuhan, percuma saja nenek bilang kamu orang yang taat beribadah”.Rully diam sejenak dan melepaskan pisau yang ada ditangannya dan dia langsung pergi terbata-bata meninggalkanku dan tak tahu entah kemana.
Aku pun segera beranjak dengan hati-hati dan aku bingung harus kemana, kalau ke rumah nenek pasti aku akan bertemu dengannya.Tapi aku harus melaporkan hal ini kepada Polisi dan beruntungnya aku dalam perjalanan bertemu dengan 2 orang pria itu lagi dan mereka sangat mengkhawatirkanku.Aku segera bercerita kepada mereka dan langsung menuju kantor Polisi terdekat.didalam perjalan dengan menumpangi motor salah satu dari mereka bercerita bahwa wanita yang meninggal itu adalah kekasihnya Rully.Wanita itu memiliki jari yang banyak, dulunya Rully sangat begitu mencintainya namun ketika wanita itu divonis dokter menderita Thalassemia,Rully semakin membencinya terlihat dari tingkah laku mereka yang sering bertengkar dan sering terlihat oleh orang-orang.Wanita itu hanya tinggal berdua dengan seorang nenek dan untuk biaya pemulihan kesehatannya Rully terus berupaya bekerja mencari uang namun sepertinya Rully bosan dengan kondisi wanita tersebut.Lelaki ini juga bercerita bahwa wanita itu sedang dalam keadaan hamil dan ia tahu hal ini dari keterangan si nenek wanita tersebut dan nenek itu berkata bahwa Rully lah yang telah menghamili wanita tersebut.Dan sekarang jenazah wanita tersebut sudah disemayamkan.
Aku langsung menyimpulkan bahwa Kehamilan wanita itulah yang membuat Rully berasa frustasi.Sesampainya di kantor polisi, aku langsung membeberkan cerita ini dan polisi langsung menindaklanjuti dan sangat mudah untuk menemukan Rully ytang ternyata sedang berada dikamar dan asik memandangi poto wanita tersebut.
Nenek,papa dan mama bingung akan hal ini dan aku langsung menjelaskannya.Nenek kecewa dengan perlakuan Rully, selama ini yang dikatakan Nenek tentang Rully ternyata salah.Dan nenek bersikukuh untuk membawa Rully ke kantor polisi.
Sungguh pengalaman yang begitu menegangkan, hanya karena cinta bisa berakhir dengan nyawa.Bait puisi diatas rasanya tak pantas bagi seorang Rully.Cinta itu bukanlah dari dua orang yang sempurna melainkan dari 2 orang yang tidak sempurna dan dengan ketidaksempurnaanya itu lahirlah sebuah ikatan cinta yang sempurna.
Kata Orang Cinta itu buta
Namun Mengapa dia tak bisa menerima Aku apa Adanya
Kata Orang Cinta itu gak mengenal Perbedaan
Namun Mengapa dia terus mempersalahkan perbedaan Aku dengannya
04 September 2011
Namaku Ana , seorang gadis polidaktili,bergigi kawat dan agak sedikit culun.Teman-temanku di Sekolah sering memanggil aku dengan sebutan anak setan.Agak sedikit emosi juga ketika teman-temanku memanggilku dengan sebutan itu.Tapi setiap mereka memanggilku dengan sebutan itu Aku hanya bisa memandang sinis tanpa bisa berkata atau melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka untuk tidak memanggilku dengan sebutan itu.
Hari ini begitu spesial bagiku karena Aku dan keluargaku akan segera berangkat ke Bogor setelah 2 tahun lebih aku tak pernah lagi kesini.Seperti biasanya, Bogor terkenal akan sebutan Kota Hujan dan kali ini kedatangan kami di Bogor juga diikiti dengan derasnya rintikan hujan.Tujuan kami pertama adalah ke rumah Nenek yang berada beberapa Km dari kota Bogor, tepatnya di Cileungsi.Alangkah senangnya aku bisa bertemu kembali dengan nenek.
Keluarga kami sudah lama tinggal di Semarang, 2 tahun belakangan ini Papa dan Mama disibukkan dengan pekerjaannya dan baru sekarang ada kesempatan untuk sekadar Refreshing.Setiap hari Aku rindu sekali dengan nenek dan kami hanya bisa berkomunikasi lewat handphone tapi itu tak membuatku puas.
Aku jelajahi rumah nenek yang sudah tak kuinjak selama 2 tahun dan ternyata sudah banyak perubahan dan saat aku kedapur kulihat seorang Pria putih,bersih dan sedikit berjanggut.Kupandangi dengan tenang dan agak lama, ternyata ia begitu tampan dan mempesona.Lalu ia melihatku dan menyapaku “Cucunya nenek Karniyah ya?” dan aku menjawab dengan sedikit malu-malu :“Be be narr”.Dia melanjutkan kembali “Perkenalkan saya Rully, saya kost dirumah nenek Karniyah” dan aku hanya bisa menjawab “Oh gitu...ya ya”.
Tiba-tiba Nenek datang menghampiri kami “Wah...pada ngapain nih Rully dan Ana ?” dan Pria tampan itu menjawab “Gak nek, tdi kami Cuma berkenalan aja kok”.Nenek lalu menjelaskan kepadaku bahwa ternyata Rully adalah pegawai bank swasta di daerah tempat nenek tinggal dan Rully orangnya rajin dan begitu taat beragama, darahku berdesir saat itu dan berkahayal sejenak bagaimana seandainya Rully menjadi kekasihku,senangnya diriku bukan main.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, saatnya Aku,nenek ,Papa,Mama dan gak ketinggalan pangeran tampan bernama Rully duduk dimeja makan untuk menghabiskan makanan yang dibuat oleh Nenek.Yang kulihat pertama kali bukanlah makanan yang dibuat nenek, melainkan wajahnya Rully dan aku seakan sudah merasa kenyang.
Keesokan harinya, aku bersama Mama pergi ke sebuah area sawah yang indah tak jauh dari rumah nenek dengan hanya berjalan kaki.Sungguh indah pesona alam di daerah ini, aku seakan berada di tempat paling nyaman yang ada di dunia ini.Namun, tiba-tiba saja Mama merasa sakit perut dan memutuskan untuk kembali kerumah nenek dan aku juga memutuskan untuk tetap tinggal disini.Beberapa menit setelah mama pulang aku berencana untuk mengelilingi sawah yang indah ini.Aku pun mulai menelusurinya, sawah ini begitu sepi dan sepertinya hanya aku yang berada disini.Tak lama kemudian aku menemukan sesosok tubuh wanita yang sedang tergeletak dan aku mendekatinya dan ternyata sudah menjadi mayat.
Langsung saja aku berteriak minta tolong dan kemudian datanglah 2 orang pria, yang satu matanya agak cipit dan yang satu lagi wajahnya penuh dengan jerawat.Mereka bertanya kepadaku apa yang sedang terjadi dan aku hanya bisa menjawab bahwa aku tak mengetahui apapun dan aku hanya menenmukan mayat wanita ini saat aku mengelilingi sawah ini.Saat kulihat seluruh bagian tubuh wanita tersebut, ternyata jari tangannya sama seperti Aku,polidaktili.2 orang pris tersebut langsung membawa mayat perempuan itu entah kemana dan aku segera pulang dan menceritakan hal ini pada nenek,papa dan mama.Mereka terkejut akan hal ini dan menyaraniku untuk lebih hati-hati.Aku merasa aneh dengan mayat wanita itu, dia sama halnya dengan Aku memiliki jari yang berlebih.Aku merasa pasti dia dibunuh dan sangat tidak mungkin bunuh diri.Aku terus memikirkan hal ini, tak lama kemudian Rully datang menggunakan motornya dan dia langsung menuju kamarnya dengan tergesa-gesa.Hari ini ia katanya libur dari pekerjaannya sebagai seorang pegawai bank swasta.
Pelan-pelan aku mengikutinya dan ku intip apa yang sedang dialkukannya, ternyata ia sedang melihat poto yang tak bisa aku liat dan ia tertawa.Aku gak mengerti apa maksud dari Rully tersebut, dan aku langsung kembali kedepan.
Aku masih penasaran akan hal ini, dan aku berencana untuk melihat siapa yang ada dibalik poto tersebut.Diam-diam aku mencuri kunci duplikat kamar Rully yang terdapat di kamar nenek.Aku menunggu berjam-jam menanti Rully keluar dari kamarnya.Akhirnya setelah menunggu lebih kurang 2,5 jam akhirnya ia keluar dengan motornya tak tahu entah kemana.Diam-diam aku langsung menuju kamrnya dan kubuka pintu kamarnya, suasana ini sangat beruntung bagiku pasalnya nenek,papa dan mama sedang tidur siang.Kucari poto tersebut disetipa bagian kamar Rully dan aku mendapatkannya di sebuah laci dan langsung saja kutatapi poto tersebut dan ternyata yang ada dalam poto itu adalah wanita yang aku temukan tadi pagi yang sudah menjadi mayat.Aku tersentak dan masih bingung akan hal ini.
Tiba-tiba saja suara motor Rully terdengar dan aku bergegas untuk keluar dari kamar Rully.Namun, aku terlambat dan ia telah memergokiku di kamarnya.Dia terlihat seperti hewan yang sedang ingin menerkam mangsa saat melihatku ada dikamarnya dan dia terlihat begitu berbeda ketika aku melihatnya pertama kali.
“Apa yang kau lakukan disini, anak setan”.Aku terkejut akan sebutan itu, mengapa ia tahu akan sebutan teman-temanku untukku.Aku pun menjawab “Gak,gak tadi saya disuruh nenek untuk mematikan kran air yang hidup dikamar ini”.Rully dengan tenang menjawab “Oh,maaf saya telah berburuk sangka sekarang sialhkan keluar dari kamar saya”.
Satu hal yang membuat aku terlihat bodoh adalah aku lupa meletakkan kembali poto wanita itu ke laci milik Rully.Lantas ia bertanya “Apa yang kau lakukan dengan poto ini?” dan akupun menjawab “maaf saya tadi gak sengaja nemuin poto itu”.Rully masih penasaran “Dimana kamu mendapatkannya?”.Aku gak tau harus jawab gimana lagi dan Aku berlari secepat mungkin keluar dari kamarnya dan ia pun ikut mengejarku.Sebagai seorang anak perempuan dengan nilai olahrga yang cukup amat jelek aku sangat tidak tahan berlari dengan jarak yang jauh.Aku tidak tau apakah Papa,mama, atau nenek mengetahui akan hal ini yang terpenting aku harus berlari sekencang mungkin.Dan dalam pelarianku aku bertemu dengan 2 orang yang membawa mayat wanita tadi dan aku meminta pertolongan mereka.Aku terus berlari dan 2 orang pria tersebut menghadang Rully namun ternyata Rully membawa sebuah pisau dan 2 orang tadi tak berani mengahadang Rully.
Aku sangat merasa ketakutan, tibalah aku disebuah telaga yang tidak ada jalan lagi untuk aku berlari dan kau memutuskan untuk segera mungkin menyembunyikan diri.Dan setelah aku memilih tempat terbaik untuk bersembunyi, kulihat sosok Rully dangan pisau ditangan kanannya.Dan ia mengucapkan sesuatu “ Dasar anak setan, cepat sekali kau menghilangnya pasti kau sudah mati di telaga ini”.Tiba-tiba saja aku digigit seekor naymuk dan aku memukul naymuk tersebut ,Rully pun mendengarnya.”He..anak setan dimana kau” dia menhampiriku dan aku hanya bisa pasrah.Ya Tuhan tolonglah Aku yang sedang dalam bahaya ini.
“Ternyata kau disini”.Aku pun membalas perkatannya “Jangan,jangan bunuh Aku”.Lalu ia berkata “Mengapa gadis aneh seperti kamu dan dia hanya bisa membuat aku susah,mengapa kalian diciptakan”.Aku hanya bisa berdiam diri dan aku ingin rasanya keluar dari dan melarikan diri darinya, tapi apa daya aku seperti berada dalam sebuah jeratan maut.
Aku terus menyebut nama Allah dan meminta pertolonganNya.”Wanita seperti kalian tidak pantas ada dimuka bumi ini, kalian hanya bisa membuat susah saja”.Sepertinya Rully punya kenangan buruk dengan wanita itu dan kali ini aku memberanikan diri untuk berkata “Kenapa kamu membenci kami? Kami juga manusia yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan kalian”.
“Halah, omong kosong itu semua.Kalian hanya bisa buat saya malu dan susah, kamu juga gak usah sok tau yah.Wanita yang kamu lihat dipoto itu adalah wanita yang aku bunuh tadi malam karena aku malu memiliki dia dan teman-temanku berkata bahwa aku pacaran dengan setan dan ia sama sekali gak pernah mengerti aku”.
Aku pun membalas apa yang dicapkannya “ Hanya karena jari kami yang berlebih kamu membeci kami sungguh keterlaluan kamu telah memburukkan ciptaan Tuhan, percuma saja nenek bilang kamu orang yang taat beribadah”.Rully diam sejenak dan melepaskan pisau yang ada ditangannya dan dia langsung pergi terbata-bata meninggalkanku dan tak tahu entah kemana.
Aku pun segera beranjak dengan hati-hati dan aku bingung harus kemana, kalau ke rumah nenek pasti aku akan bertemu dengannya.Tapi aku harus melaporkan hal ini kepada Polisi dan beruntungnya aku dalam perjalanan bertemu dengan 2 orang pria itu lagi dan mereka sangat mengkhawatirkanku.Aku segera bercerita kepada mereka dan langsung menuju kantor Polisi terdekat.didalam perjalan dengan menumpangi motor salah satu dari mereka bercerita bahwa wanita yang meninggal itu adalah kekasihnya Rully.Wanita itu memiliki jari yang banyak, dulunya Rully sangat begitu mencintainya namun ketika wanita itu divonis dokter menderita Thalassemia,Rully semakin membencinya terlihat dari tingkah laku mereka yang sering bertengkar dan sering terlihat oleh orang-orang.Wanita itu hanya tinggal berdua dengan seorang nenek dan untuk biaya pemulihan kesehatannya Rully terus berupaya bekerja mencari uang namun sepertinya Rully bosan dengan kondisi wanita tersebut.Lelaki ini juga bercerita bahwa wanita itu sedang dalam keadaan hamil dan ia tahu hal ini dari keterangan si nenek wanita tersebut dan nenek itu berkata bahwa Rully lah yang telah menghamili wanita tersebut.Dan sekarang jenazah wanita tersebut sudah disemayamkan.
Aku langsung menyimpulkan bahwa Kehamilan wanita itulah yang membuat Rully berasa frustasi.Sesampainya di kantor polisi, aku langsung membeberkan cerita ini dan polisi langsung menindaklanjuti dan sangat mudah untuk menemukan Rully ytang ternyata sedang berada dikamar dan asik memandangi poto wanita tersebut.
Nenek,papa dan mama bingung akan hal ini dan aku langsung menjelaskannya.Nenek kecewa dengan perlakuan Rully, selama ini yang dikatakan Nenek tentang Rully ternyata salah.Dan nenek bersikukuh untuk membawa Rully ke kantor polisi.
Sungguh pengalaman yang begitu menegangkan, hanya karena cinta bisa berakhir dengan nyawa.Bait puisi diatas rasanya tak pantas bagi seorang Rully.Cinta itu bukanlah dari dua orang yang sempurna melainkan dari 2 orang yang tidak sempurna dan dengan ketidaksempurnaanya itu lahirlah sebuah ikatan cinta yang sempurna.
Langganan:
Postingan (Atom)