Siang itu matahari seakan berada
sejengkal dariku, panasnya begitu menusuk lapisan kulitku.Aku kehausan,
namun Aku tak memiliki uang untuk membeli minuman walau itu hanya Rp500,-.Rasanya
aku ingin meminum peluhku atau meminum air got yang ada dipinggiran
jalan ini, tapi sudahlah aku kan seorang lelaki.Lelaki itu memiliki
kekuatan yang lebih dari seorang wanita, lelaki itu pantang menyerah
hanya karena masalah kecil seperti ini.
Aku
adalah Satyo, seorang bekas narapidana yang cukup lama di tahan dibalik
jeruji besi di Nusa Kambangan, tubuhku penuh dengan tatto bergambar
naga dan aku memiliki bekas luka horizontal diwajahku.Aku masih ingat
tentang siapa yang menyebabkan luka tersebut, dia adalah Keyla wanita
yang menyebabkan aku berurusan dengan orang-orang berseragam abu-abu
lengkap dengan senjata apinya dan ia juga yang menyebabkan luka
diwajahku.Sekarang, aku akan mencarinya disini, kota penuh sesak yaitu
Jakarta.
Keyla adalah
anak seorang pejabat tinggi di wilayah Jawa Barat, dan sekarang ia
kuliah di Jakarta dan kabar terakhir yang kudengar dari orang-orang
terdekat dia bahwa ia sekarang kuliah di kawasan Bintaro.Rasa dendam
dalam dada ini terus berkecamuk, wanita seperti dia tak seharusnya
hidup.
Semenjak aku
keluar dari Nusa Kambangan, aku tak langsung pulang bertemu Ibu atau
Bapak di Ciamis tapi aku lebih memilih untuk bertemu wanita gila
tersebut.Saat aku sudah berada di stasiun bus menuju Bintaro, aku tak
tahu harus membeli tiket dengan apa.Aku berpikiran bahwa satu-satunya
cara ialah dengan mencopet uang.
Mata
ini terus melirik kantong-kantong yang berjalan, namun setelah sekian
lama aku mencari dan mencari hati ini seakan bergejolak untuk tidak
melakukan hal tersebut.Aku bingung dan terus berpikir dan menyimpulkan
bahwa maksud hati ini ada benarnya juga, tapi bagaimana dengan
perjalananku? Ah,bingung.
Aku
memutuskan untuk berjalan kaki saja, Aku tak tahu harus bagaimana lagi
apakah Aku akan mati ditengah perjalananku dengan terik matahari yang
begitu menyengat atau Aku akan sanggup melakukannya, dua pilihan yang
menguji diriku.Aku
memulainya..................................................
Ditengah
perjalananku Aku bertemu dengan seorang kakek tua yang ingin
menyeberang, lalu Aku menghampiri kakek yang kelihatannya buta.Aku
bertanya “Kek, mau bunuh diri ya?” dan ia hanya diam, lalu akau bertanya
kembali “Kek,jangan gila ya siang-siang gini mau cari sensasi” dan ia
masih terus terdiam.Aku bosan dengan tingkah kakek ini, dan aku
berteriak “Heei,Kakek Tua....Mau mati ya loe?” namun ia tetap hanya
terus diam.Tiba-tiba tangannya bergerak dan mencari-cari tanganku, dan
ia mendapatkannya.Aku tak mengerti apa masud dari sikakek ini, setelah
ku telaah ternyata ia memang benar-benar buta bahkan tuli juga dan
hatiku sempat teriris melihat keadaannya.Aku merasa bersalah atas
perbuatan yang aku lakukan padanya.
Ketika
aku hendak melepaskan tangan kananku yang digenggam olehnya, dia malah
menarikku untuk menyeberang dan mau tidak mau Aku harus
menyeberangkannya dan setelah Aku menyeberangkannya ia terus menarik
tanganku dan terus berjalan yang akhirnya kami berhenti tepat didepan
sebuah Masjid.Ia mengajakku masuk ke areal Masjid tersebut, aku tak
paham dengan kemampuan kakek tua ini dia buta dan tuli tapi ia mampu
pergi ke Masjid yang tidak bisa dilihatnya atau didengakannya suara
Adzan.Ia masih terus menggenggam tanganku dan menariknya dengan
pelan-pelan.Aku mau pergi dari tempat ini, mana mungkin orang jahat
sepertiku masuk ke tempat ini dan mana mungkin Allah akan
melihatku.Lalu, kakek itu seperti berisyarat kepadaku dan melepaskan
tangannya dari genggaman yang sudah cukup lama.Dia mengusap-usap
wajahnya,terus mengusap tangannya dan Aku paham pasti ia sedang mencari
tempat Wudhu’, lalu entah mengapa hati ini begitu luluh kepada Kakek tua
itu Aku langsung menuntunnya ke tempat Wudhu’ hingga ia selesai
melakukan Syarat Shalat tersebut.Setelah ia selesai berwudhu’ Aku
menuntunnya ke dalam Masjid karena Aku sudah tahu pasti ia akan
melaksanakan Shalat.Namun ia tak mau, dia menggelengkan kepalanya dan
menunjuk diriku dengan jari telunjuknya lalu memberi Isyarat kepadaku
untuk berwudhu’ juga.Aku mau memberontak kepadanya, tapi percuma ia bisu
dan tuli dan Aku ingin lari dari sini tapi Aku tak tega melihatnya
sendiri, orang-orang disini juga sepertinya tidak begitu peduli dengan
kakek tua ini.
Dengan
keadaan terpaksa aku melakukan wudhu’ setelah hampir beberapa tahun Aku
tidak melakukannya, Aku hampir lupa dengan cara berwudhu’ ini, orang
yang mengajarkan pertama kali tentang wudhu’ ini adalah Bapak.Bapak
adalah orang yang taat beragama dan ia sangat baik kepada istri dan
anak-anaknya namun ia dituduh oleh seorang wanita yang tak aku Kenal
bahwa Bapak telah memiliki keluarga atau istri yang lain.Saat itu,Ibu
lantas memberontak dan meminta cerai padahal Aku begitu yakin bahwa
Bapak tidak mungkin melakukan hal seperti itu,dan akhirnya mereka
benar-benar berpisah.Bapak dan Ibu sudah tak serumah lagi, dan Aku
dipaksa oleh Ibu untuk tinggal bersamanya dengan kedua adikku padahal
hati ini terus masih ingin bersama Bapak. Menjelang kematiannya Bapak
pernah berpesan kepadaku untuk menjaga adik-adikku dan juga Ibu.Namun,
aku tak mampu melaksanakan amanah dari Bapak, Ibu dan adik-adikku
menjadi korban kebakaran rumah, saat itu Aku sedang bersekolah dan
tinggallah Ibu dan kedua adikku yang belum bersekolah dan tak tahu apa
penyebabnya tiba-tiba saja terdengar kabar sampai kesekolahku bahwa
rumah yang aku tempati bersama Ibu dan kedua adikku ludes terbakar.
Aku
telah selesai melaksanakan salah satu syarat shalat yaitu berwudhu’,
lalu Aku menuntun kakek tersebut ke dalam Masjid dan kulihat wajahnya
yang sudah keriput ternyata ia tersenyum.Bulu kudukku merinding ketika
melewati pintu masuk masjid ini, Aku terus menuntun kakek tersebut dan
kulihat jam dinding dan waktu menunjukkan pukul 13.15 berarti saat ini
masih tepat untuk melaksanakan Shalat Zhuhur.Aku berhenti menuntun kakek
tersebut dan membiarkannya untukn Shalat dan Aku hanya bisa berdiam
diri karena Aku sudah lupa bagaimana cara Shalat.Lalu mau tak mau Aku
harus belajar shalat kembali dari seorang yang buta dan tuli dan Aku
mengikuti gerakannya dengan sedikit melirik-lirik.Malu juga Aku.
Entah
kenapa hatiku saat itu tergerak untuk melaksanakan Ibadah wajib ini,
setelah selesai shalat Aku melihat kakek tua itu meneteskan air mata
sambil berdoa, aku tak tahu apa yang sedang didoakannya dan Aku berharap
semoga saja dia mendoakanku.Aku tak tahu harus berdoa apa, sepertinya
aku harus berdoa untuk dapat membunuh Keyla saja.Tapi apa mungkin Allah
akan mengabulkan doa yang buruk ini, diterima atau tidak yang terpenting
dendam ini masih terjut di hatiku.
Setelah
selesai berdoa aku berencana untuk meninggalkan Kakek tua tersebut
karena Aku harus segera mencari Keyla.Namun sebelum berpisah dengan
kakek tersebut, Aku menyalaminya dan ia mengeluarkan sesuatu dari
kantongnya ternyata ia mengeluarkan sebungkus kecil roti kering yang
isinya hanya dua dan ia memberikannya kepadaku.Sungguh hatiku sangatlah
senang, pasalnya Aku belum ada makan apalagi minum dari tadi.Aku berucap
banyak terima kasih kepada Kakek tua tersebut dan Aku meninggalkannya.
Perut
ini sudah terisi sedikit dengan roti tersebut namun Tenggorokan ini
tetaplah kering, Aku melanjutkan perjalananku dengan berjalan kaki dan
Aku melihat pamflet bahwa Bintaro akan kutemui sekitar 32 km
lagi.Sungguh melelahkan, lalu dalam perjalananku Aku dikejutkan oleh
seorang anak perempuankecil dan
aku memperediksi umurnya baru sekitar 8 tahun dan ia sedang menangis
lalu Aku menghampirinya “Adek, kamu kenapa?” sepintas Aku kangen dengan
kedua adikku yang telah tiada, mereka begitu berarti bagiku karena
disaat aku sedang stres atau gundah karena dimarahi guru disekolah Aku
selalu terhibur oleh tingkah mereka yang begitu lucu dan aneh.
“Buuunndaa”
jawabnya sambil menangis, lalu Akub bertanya kembali “Ada apa dengan
Bunda Kamu dek?” dan ia menjawab “Bunda sakit”.Aku berpikir itu hanya
hal biasa dan Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalananku saja, namun
anak kecil itu kembali berkata “Tolong Bunda aku mohon Kak” dengan
tangisannya yang begitu menusuk ulu hatiku.
Hati
ini tak bisa memungkiri hal tersebut dan Aku membatalkan niatku untuk
kembali melanjutkan perjalanan dan sekarang aku akan mencoba menolong
Ibu dari anak tersebut.Aku mengangguk dan ia langsung berkata “Ayo
Kak,ikutin aku” dan aku mengikutinya.
Sapailah
Aku di pemukiman yang kumuh penuh dengan sampah dan orang-orang
berpakaian lusuh dan anak itu langsung membawaku kerumahnya dan aku
miris melihat rumah yang ia tempati hanya beratapkan bahan yang masih
tradisional dan dinding rumahnya hanyalah berupa anayaman bambu dan
terkadang ada juga kulihat lembaran koran yang melapisi dinding
rumahnya.
Ia membuka
pintu rumahnya dan Aku melihat ibunya yang sedang terbaring dan saat Aku
menghampiri ibu dari anak kecil tersebut,Ibu tersebut napasnya bergerak
begitu cepat dan Aku khawatir akan hal ini.Anak kecil tersebut
hanyabisa menangis dan Aku harus segera membawa Ibu ini ke RS terdekat,
tanpa pikir panjang lagi Aku langsung memapahnya dengan napasnya yang
begitu kencang.Aku menyuruh anak kecil tersebut untuk membawaku dan
Ibunya ke RS terdekat karena Aku tidak mengetahui tempat-tempat penting
diwilayah ini apalagi untuk sebuah RS.
Sesamapainya
di RS, aku langsung meminta kepada pihak layanan RS terebut untuk
segera menangani ibu ini segera.Namun mereka meminta bayaran terlebih
dahulu, dan aku marah “Kurang Ajar Kalian,dimana otak kalian ?ha?Kalian
mau melihat ibu ini mati ?Keterlaluan” dan lantas semua orang diruangan
itu matanya tertuju padaku.Aku mengancam wanita berpakaian rapi tersebut
“Kamu mau saya bunuh? Cepat tolong ibu ini!” setelah mendengar kalimat
tersebut ia langsung memertintahkan suster untuk segera membawa ibu
tersebut untuk diatangani.Anak kecil itu mengahampiriku “Kak,kami tidak
memiliki uang kak!” dan Aku menjawab “Adek,kakak juga tidak memiliki
uang untuk membantu Ibu kamu”.Aku terus memandangi wajah anak itu dan
Aku menitikkan air mata dan baru kali ini Aku menangis kembali semenjak
aku dilahirkan.
Tiba-tiba
dokter keluar dari ruangan temapat Ibu tersebut ditangani dan ia
mengabarkan kepada kami bahwa Ibu tersebut sudah dalam keadaan
normal,dan ternyata Ibu tersebut sedang mengalami Asma.Lalu Aku bertanya
pada dokter tersebut “Dokter, apakah Ibu ini sudah boleh pulang atau
harus dirawat lagi?” dan Dokter berkulit putih itu menjawab “Sepertinya
ibu ini harus dirawat dahulu dalam beberapa hari mengingat kondisinya
harus benar-benar pulih dahulu” dan Aku kembali berkata “Tapi dok, kami
tidak memiliki uang!” dan dokter itu diam.
Lama
Aku menunggu jawaban dari dokter tersebut atas pernyataanku tadi dan
akhirnya ia berkata “Kamu jangan khawatir, saya akan menggratiskan semua
biaya pengobatan Ibu ini”, Aku terkejut akan apa yang dikatakan oleh
dokter tersebut “Terima Kasih banyak Dokter” dan aku menyalaminya.Aku
melihat wajah anak tersebut tersenyum bahagia ketika mendengar hal
tersebut.
Setelah
semuanya kuanggap aman-aman saja, Aku berencana untuk melanjutkan
kembali perjalananku dan Aku pamit dengan anak tersebut “Adek,jaga ibu
kamu ya...” dan ia bertanya “Kakak mau kemana?” “Kakak masih banyak
urusan dek, oh iya nama kamu siapa?” “Keyla kak” dan saat itu
mengucapkan nama tersebut itu Aku ingin mencekiknya tapi kulihat kembali
wajahnya ternyata dia berbeda.
Tanpa
pamit dengan Ibunya Aku langsung melanjutkan perjalananku, ternyata
waktu sudah sore dan matahari hampir tenggelam dan aku ingat akan satu
kewajiban yaitu Shalat Ashar namun aku tak memperdulikannya.Aku terus
berjalan hingga adzan maghribpun terdengar, aku tak mempedulikan seruan
tersebut dan aku terus melanjutkan perjalananku.Aku kembali dikejutkan
dengan satu hal, tak jauh dari posisi Aku yang sekarang Aku melihat dua
orang lelaki berpakain muslim jatuh dan terluka dan Aku menghampirinya
ternyata mereka terburu-buru hendak ke Masjid karena mereka merasa sudah
terlambat, Aku lagi-lagi malu.Mereka saja begitu ligatnya beribadah
sedangkan Aku hanya santai seperti tak berdosa.Hati ini kembali luluh,
aku memutuskan untuk melaksanakan shalat Maghrib.
Setelah
selesai menunaikan shalat maghrib,aku melihat orang-orang yang mungkin
menjadi pengurus masjid membagikan air mineral dalam bentuk kemasan dan
kau tak menyia-nyiakan kesempatan ini karena tenggorokan sudah seperti
sumur yang kering.Aku lalu berpikir, ada untungnya juga Aku shalat di
masjid ini.
Aku
kembali melanjutkan perjalananku untuk mencari wanita sialan
itu,Keyla.Jarak Aku dan Bintaro tinggal beberapa Kilometer lagi, kali
ini aku sungguh beruntung ada seorang pria yang menggunakan motor tua
ingin mengantarku , kebetulan ia juga ingin pergi ke Bintaro bertemu
dengan orangtuanya.Dan aku mutlak tidak menolak tawarannya.
Bintaro
sudah didepan mata,Bintaro sudah kupijaki bersiaplah kau Keyla, hatiku
begitu senang ketika sampai di kota ini.Oh iya, aku kelupaan satu hal,
aku tidak tahu dimana alamat Keyla yang pasti di kota ini.Aku meminta
kepada pria tersebut untuk memberhentikan aku didepan universitas
terbesar di kota ini,dan ternyata ia menuruti permintaanku, sungguh
beruntung aku.Setelah sampai aku berucap banyak terima kasih
kepadanya.Pria ini tak sempat kutanyai namanya,wajahnya mirip dengan pak
Amien Rais.
Kulihat
universitas tersebut dari luar pagar, dan aku mendapatkan seorang wanita
berkaca mata tebal keluar dari tempat tersebut dengan wajah yang begitu
lugu dan Aku mendekatinya “Hey,kamu!” dia menoleh kepadaku dengan
ketakutan dan ia lari.Aku sempat bingung akan sikapnya, lalu aku
mengejarnya dan aku mendapatkannya. Dia ketakutan luar biasa,sepertinya
dia menganggap aku harimau sumatra yang siap menerkamnya “Jangan!Jangan
sentuh Aku” ucapnya.“Hey,aku Cuma ingin bertanya saja!”
jawabku.Tiba-tiba saja Ambulance lewat tepat didepan kami berdua dan
perempuan lugu itu berteriak “Keyla”.
Aku
tersentak ketika nama itu disebut, lalu aku bertanya “Keyla,maksud kamu
apa?”, “Dia...Keyla temanku, selama ini dia terus seperti orang gila di
kampus,wajahnya murung terus menerus,terkadang tertawa sendiri seperti
orang gila dan aku terkejut ketika aku melihat dia gantung diri di
toilet kampus”, aku masih bingung dengan pernyataan perempuan ini dan
aku kembali bertanya “kenapa ia terus seperti orang gila?” dan ia
menjawab “semenjak ia hamil beberapa tahun yang lalu” dan aku berpikir
sejenak bahwa kisah Keyla yang diceritakan oleh perempuan ini ada
kemiripan dengan Keyla yang akan aku bunuh.Aku bertanya lagi “Siapakah
nama lengkap Keyla yang kau ceritakan itu?” “Keyla Apriana Larasati” dan
benar tidak salah lagi dia adalah keyla yang aku cari-cari selama ini.
Aku
harus mengejar ambulan tersebut dan melihat keadaan Keyla, dan aku
bertanya untuk terakhir kalinya ke perempuan itu “Kemanakah Keyla
dibawa?” dan ia menjawab “RS Insani sehat, tak jauh dari sini”.Aku ingat
letak RS tersebut, aku mengetahuinya ketika aku menuju Universitas ini
bersama pria yang menolong aku tadi.Aku lebih memilih berlari saja
sekuat tenaga dan meningglkan perempuan teman Keyla tersebut.
Aku
terus berlari dalam kegelisahanku, apakah dalam situasi seperti ini Aku
akan tetap merealisasikan dendamku ke Keyla.Tibalah aku di RS yang
besar dan megah ini, aku langsung mencari dimana Keyla ditangani dan Aku
menuju wanita berpakain rapi di meja CS.Dari penjelasan wanita
tersebut, aku baru tahu kalau Keyla sedang ditangani dokter di bagian
gawat darurat,dan aku menuju ke ruangan tersebut namun aku tidak
diperbolehkan melihatnya kedalam.
Aku
terus menuggu kabar dari dokter yang keluar dari ruangan tersebut, lama
aku menunggunya dan Aku melihat seorang wanita tua bersanggul dan aku
mengenalnya dia adalah ibu Keyla.Aku takut dia melihatku dan aku memilih
untuk bersembunyi.Dan dari persembunyianku.aku melihat seorang dokter
keluar dari ruangan itu dan menjelaskan sesuatu kepada ibunya
Keyla.Spontan ibu keyla berteriak dan menangis, dan sepertinya kabar
buruk terjadi pada Keyla.
Ibunya
keyla berlari masuk ke ruanagn Keyla, aku juga ingin memastikan keadaan
Keyla diam-diam aku masuk juga keruangan tersebut.Benar dugaanku,keyla
sudah tiada.Aku tersentak dan lemas, dan Ibu melihat ke arahku.Aku tak
mungkin menghindar lagi, ia bergerak mendekatiku sambil beruaraian air
mata “Kamu?” ucapnya. “Maafkan saya Bu,ampuni saya” jelasku kepada
ibunya Keyla.
“Maafkan
Keyla....dia telah membuatmu mendekam dalam penjara,dia telah menuduhmu
menghamilinya”, aku tidak mengerti akan ucapan Ibu
tersebut.”Sebenarnya, yang menghamili Keyla adalah Bapaknya sendiri dan
ia malu untuk mengungkapkannya dan ia menuduh kamu”.
Ketika
mendengar kata-kata tersebut hati ini langsung berkecamuk namun tak
mungkin aku memarahi orang yang telah tiada.”Ibu, saya sudah yakin dari
dahulu kalau saya hanya menjadi korban kekejian pikiran anak ibu” ucapku
membalas pernyataan ibu Keyla tersebut.Malam itu aku
seperti orang gila yang benar-benar gila, niatku padam sudah.Aku
meninggalkan ruangan tersebut, dan aku memilih untuk duduk dan kembali
me-review tentang apa yang terjadi padaku hari ini.Pertama aku berjumpa
dengan kakek tua yang buta dan tuli, kemudian seorang anak perempuan
yang menangis mencari bantuan untuk menolong ibunya, duaa orang yang
terjatuh ketika hendak melaksanakan Shalat hingga Keyla yang mati malam
ini.Sepertinya Allah tak ingin Aku mewujudkan dendamku ini dan memintaku
untuk kembali pada-Nya.Aku memang jahat,aku tak pernah lagi kembali
padanya dan aku ingin ditakuti oleh banyak orang.Dan kini aku sadar,
pengalamanku hari ini mengajarkanku bahwa niat yang tidak baik itu tidak
akan pernah direstui oleh Allah.
Terima Kasih Allah,Engkau telah menyadarkanku ..............................................................................
Selamat
jalan Keyla, aku baru sadar walaupun kau telah bersalah banyak kepadaku
tapi di mata Allah aku tak pantas membalas perbuatanmu,semoga kamu
diterima disisiNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar